Mohon tunggu...
o n e t  b u r t o n®
o n e t b u r t o n® Mohon Tunggu... Wiraswasta - o l e h

Tukang Ojek. Tinggal di Denpasar Bali

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Gratis dan Kembarannya

9 November 2019   19:09 Diperbarui: 10 November 2019   06:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh tidak bisa Mas..kalau lima puluh ribu bolehlah..atau ambil lima sekalian saya beri gratis satu," ujar seorang penjaja pakaian obral impor di sebuah sudut pasar. 

Ujaran tersebut masih berputar-putar di kepala. Seperti tidak mau keluar. Akhirnya Rasuli dalam kelaparan mencoba mengurai ujaran itu menjadi kecil-kecil, kemudian digilas menjadi debu hingga harapan angin datang meniupnya lenyap. 

Alam raya sudah menyediakan segala kebutuhan manusia. Oleh karena manusia sendiri berasal dari alam. Sesederhana itu.

Berarti istilah 'gratis' dalam kehidupan fana ini hanya mengingatkan saja. Bahwa memang demikianlah seharusnya. Demikianlah aslinya. 

Bahwa kemudian ada istilah, 'tidak ada makan siang gratis' ini semata-mata adalah ulah saudara kembar dari si gratis. Saudara kembar yang dilahirkan oleh pikiran manusia.

Saudara kembarnya bernama AT. Alat Tukar. Bentuknya berubah-ubah sejak dilahirkan. Hingga saat sekarang AT ini mengerucut berbentuk lembaran kertas dan koin. Dikenal dengan nama uang. 

Walaupun kembar, dua figur ini berbeda karakter. Memiliki sifat bagai bumi dan langit. Yang satu pamrih, satunya lagi ikhlasan. Satu pemalu, satunya suka memamerkan diri. Suka memajangkan diri. Misalnya nasi rames Rp. 10,000.

Bahkan AT kadang suka menyalin rupa meniru kembarannya misal dengan DP nol rupiah atau nol persen. 

Oleh karena kembar, maka di mana ada uang di sana ada gratis. Rasuli mencoba melakoni pemahaman ini. Saat dia membeli semangkuk bakso. Dia tidak sekalipun mengatakan 'membeli' atau 'beli pak'  atau, "beli satu porsi pak" tidak! Tidak sama sekali. Dengan maksud agar tidak dilirik oleh AT. 

Dia cuma mengatakan, "Satu Pak." Bahkan dia mengucap, "Minta satu Pak." Dan ada kalimat lanjutannya, "Pakai telur ya pak." 

Tetapi apa yang terjadi kemudian? Tukang bakso itu akan tersenyum senang dan segera menyiapkan satu porsi bakso. Segala pernak pernik bakso masuk semua ke dalam mangkuk. Bahkan tukang bakso menambahkan dengan kalimat, "Kalau kurang pedas, sambal dan saosnya tambah sendiri ya deen.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun