Mohon tunggu...
onenews sulsel
onenews sulsel Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjelajahi Sulsel Tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laut Harus Bebas Dari Sampah Plastik

8 Juni 2018   18:28 Diperbarui: 8 Juni 2018   18:59 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
birorivaicenter.com

Pentingnya laut yang bersih merupakan kebutuhan yang tidak terpisahkan bagi kehidupan. Bagi flora dan fauna tertentu -- laut harus terbebas dari polusi sebagai tempat berlangsungnya ekosistem.

Sementara itu, bagi manusia, laut bisa menjadi salah satu sumber mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para nelayan bisa mendapatkan keuntungan dari menangkap ikan di laut.

Kalangan lainnya bisa mendapatkan keuntungan dari membuka area wisata bertema laut dan sekaligus menjadi media perhubungan, pertahanan, dan penelitian bio-diversity.

Karena pentingnya laut bagi banyak pihak, menurut Founder Brorivai Center, Abdul Rivai Ras, saatnya semua kalangan yang terkait ikut memikirkan konsep pengembangan keamanan maritim dan lingkungan laut dalam upaya menanggulangi pencemaran akibat sampah plastik yang terbuang ke laut yang volumenya semakin meningkat.

"Sampah yang terbawa ke laut merupakan sampah anorganik yang sulit diurai, akibatnya kondisi air laut menjadi kotor bahkan berbau. Selain itu, ikan tangkapan nelayan pernah hidup dalam ekosistem yang tercemar oleh limbah plastik (mikroplastik), kemudian dicerna oleh ikan dan berlanjut dikonsumsi manusia. Tentu ini berbahaya bagi kehidupan manusia". Imbuhnya.

Lanjut Rivai, Indonesia kini menjadi 'surga plastik', dimana berada pada peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Plastik yang terbuang ke laut sesungguhnya akan terurai menjadi fragmen lebih kecil yang awet selama berabad-abad".

Produk sampah plastik Indonesia yang terbuang ke laut mencapai sebesar 187,2 juta ton, sedangkan Tiongkok mencapai 262,9 juta ton (Lihat, Jambeck 2015).

Sampah plastik menjadi isu global, menyusul sampah ini bermunculan di Pulau Henderson, kawasan Samudera Pasifik sebagai tempat pembuangan sampah akhir (TPA global). Disinyalir ada 88 benda yang yang berlabel ditemukan -- lebih dari sepertiga berasal dari negara-negara di Asia.

"Plastik itu adalah warisan Perang Dunia Kedua. Kekurangan materi alami selama perang mendorong pencarian alternatif sintetis -- dan lonjakan pesat produksi plastik yang berlanjut hingga kini", pungkas Bro Rivai yang juga pakar Pertahanan ini.

#SelamatHariLautSedunia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun