Mohon tunggu...
" Dee Dee
" Dee Dee Mohon Tunggu... karyawan swasta -

“ Pay It Forward.."\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Di Malam Itu Ada Cerita.." (Part 1)

24 Desember 2011   18:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa.. menjelang masa closing akhir tahun volume pekerjaan di tiap divisi pasti semakin padat merayap, itupun terjadi di divisiku karena divisiku sebagai penyaji financial report perusahaan. Sehingga dalam minggu-minggu closing ini jam pulang kerjaku menjadi berantakan… hampir tiap hari pulang diatas jam 12-an malam.

Kebetulan malam itu tinggal aku sendiri jadi penghuni terakhir ruangan, aku bergegas merapihkan meja untuk bersiap pulang dan sebelum keluar ruangan aku cek kembali lampu-lampu ruangan untuk kumatikan, suasana sudah sepi sekali (karena memang sudah tidak ada orang lagi), setelah kumatikan seluruh lampu ruangan, aku berjalan menyusuri lorong menuju lift dan dengan segera kutekan tombol ke lantai lobby dasar.

“Malam Mba ..” sapa security gedungku dengan ramah

“Malam , Pak..shift apaPak? “ tanyaku balik

“Kebetulan shift malam..” dengar menebar senyum ramahnya.

“Ooohh… pantesan minggu kemarin beda orang , Pak..” jawabku

“Oke , Pak .. saya pulang yaa.. “

“ Iya , Mba silakan..hati-hati , Mba..” tukasnya

Segera ku absen di mesin absen dekat ruanga lobby, kemudian segera menuju pintu keluar gedung. Di malam itu, udara terasa sangat dingin menusuk karena hujan lebat yang mengguyur sebagian besar kota Jakarta sore hingga malam tadi.

Aku terus berjalan menyusuri halaman parkir tempatku memarkir mobil. Setelah mendapati mobilku aku segera masuk dan menghidupkan mesin mobil. Rasa letih dan kantuk berusaha kutahan karena mengendarai di waktu malam setelah hujan membutuhkan konsentrasi yang lumayan juga dan biasanya jalanan bisa sangat licin.

“Malam Mba.. silakan langsung .. hati-hati ya Mba..” ujar petugas ticket dengan ramah

“Makasi , Mas.. sembari menutup kembali kaca mobil”

Diperjalanan suasana sangat sepi dan udara yang dingin semakin menusuk tulang, namun terpaksa tetap kunyalakan AC mobil agar kaca mobil tidak berembun, bahkan di perempatan lampu merah yang biasanya di ramaikan pengamen dan pengemis pun malam ini tak tampak ujung hidungnya.

Di perempatan lampu merah di bilangan TB. Simatupang aku dihentikan oleh lampu rambu-rambu yang dengan cepat berganti merah .. sembari menunggu lampu berganti hijau kembali  lantunan music-music Jazz kesukaanku terus mengalun seirama dengan suasanan malam itu. Dan aku baru teringat kalau air mineral di kamarku sudah kosong dan sudah tak ada persediaan lagi.

“Duhh.. udah malem gini, cari dimana yah??” gumamku dalam hati.

Setelah lampu hijau menyala, aku langsung menancap gas dan melaju kencang menyusuri jalanan sepi itu. Sampai di sekitar tempatku tinggal aku memperlambat laju mobil dan mulai mencari mini market yang masih buka.. namun sayangnya toko-toko sudah tutup, aku terpaksa memutar kembali ke arah jalan lain dengan rasa penasaran siapa tahu ada yang masih buka , dan akhirnya kutemukan sebuah toko kelontong mirip mini market tapi skala rumahan, gerai toko masih terbuka dan terlihat seorang gadis dengan rambut sebahu sedang menyapu teras toko tersebut, sepertinya sudah bersih-bersih kemungkinan sudah mau tutup.

Tanpa berpikir lama, langsung kurapatkan mobilku tepat di toko kecil tersebut.

“Mbaaa… masih buka gak?? Please…” kataku sedikit memelas.

Si gadis sempat terkejut dengan sapaanku dari balik kaca mobil.

“Humm.. iya masih Mba..silakan..”

“Aiiiihhh.. maksiii mbaa…bentar yah.. aku Cuma mau cari air mineral ..” kataku

Sembari masuk ke toko yang berukuran mirip dengan mini market pada umumnya aku segera menyambar keranjang kecil yang sudah disediakan, langsung ku pilih-pillih makanan kecil , cemilan, susu segar , dan tak lupa air mnineral yang jadi tujuan utamaku.

Sambil memilih dengan sedikit tergesa-gesa.. Nampak sepasang suami istri yaitu orang tua dari gadis tersebut sedang asik ngobrol di meja kasir sedangkan aku masih asik mencomot makanan dan minuman untuk memenuhi lemari es di kamarku, dan tiba-tibaa.. terdengar suara jeritan sangat keras..!!!

“Aduuuhhhhh… perriihhhhhh……………!!!!!!!!!!!!!!!”” jerit sang Ayah kesakitan sembari menutup satu mata kanannya.

Aku dengan reflek langsung berlari menuju sumber suara tersebut.

“Lho.. kenapa Bu???!!!”tanya ku pada sang Ibu yang sedang kebingungan memegangi sang Ayah

“ Ini.. mbaaa.. Bapak salah netesin obat mata…!!”

Aku sudah menebak ini pasti salah obat tetes mata

“Pasti Bapak pake ALBOTHYL yaaaa…!!????” tegasku pada si Ibu

“ ii…iyaa.. Mbaa betuull.... koq mba tahu..??” jawab ibu gugup dan kaget kenapa aku bisa tahu.

Ternyata si Bapak salah mengambil obat tetes mata , yang harusnyacendo xitrol karena diletakkan berdekatan dengan obat sariawan, maka yang diambilnya Albothylsecara mata bapak memang lagi sakit (mungkin tidak terlihat jelas) dan memang dua obat itu sangat mirip bentuk kemasannya.

Bahkan kejadian ini pernah terjadi pada abangku sendiri saat ku masih duduk di bangku SMU . Dan saat itu aku merasa sangat bersalah karena aku yang meletakkan obat tersebut berdekatan tanpa sengaja. Ternyata kejadian yang sama terulang kembali namun kali ini dialami olah si Bapak..maka dari itu aku tahu cara penangannannya untuk pertolongan pertama.

Langsung tanpa basa-basi aku minta izin pada ibu untuk melakukan pertolongan pertama untuk si Ayah, karena memang rasanya pastii sangat periihh.. bisa dibayangkan jika kita sedang sariawan kemudian kita obati dengan Albothyl pasti perihnya bukan main kan.. dan biasanya bibir seperti kesat/kering.. apalagi ini diteteskan pada mata …????!!

Setelah beberapa menit aku membantu sang ayah membersihkan matanya segera kupanggil ibu dan anaknya

“Bu.. ayo ikut saya sekarang ke klinik atau Rumah Sakit yang dekat…” seruku pada sang Ibu

“Tapii mbaa…” jawab ibu ragu

“Gak pake tapi-tapian ibu.. ini memang kelihatannya hal kecil, tapi mata Bapak bisa iritasi kalau kelamaan dibiarkan , kita gak punya obat lengkap di sini..dan rasa perihnya itu lho Bu…kasian Bapak..” jelasku pada sang Ibu

Bergegas sang ibu bersiap seadanya dan mengikutiku ke dalam mobil sambil menuntun sang Ayah, sedangkan anak gadisnya masih  terlihat syok, maka kusarankan tinggal di rumah saja .

Mobil yang kukendarai melesat mencari klinik terdekat, dan setelah menemukan klinik terdekat, segera kuturunkan ibu dan sang ayah di depan klinik dan kusuruh masuk duluan, selesei kuparkirmobil  aku menyusul ke dalam dan aku melihat si Ibu dan suaminya duduk di bangku tunggu, sambil si Ayah masih mengerang kesakitan. Kebetulan dokter jaga tidak di tempat kata perawatnya (maklum dokter juga manusia sama seperti karyawan biasa, ada yang rajin dan malas)

“Gimana sih Sus, sudah tahu jam praktek kok gak ready ada pasien!!??” tanyaku pada seorang perawat dengan nada protes.

Sang perawat terlihat malu juga dengan ulah sang dokter karena ternyata sudah ada beberapa pasien yang menunggu kedatangan si dokter yang  lama tak kunjung kembali bahkan tidak diketahui keberadaannya.

“Katanya tadi mau keluar sebentar siMba.. “ jawab perawat sedikit takut

“Ya sudah.. tolong carikan saya perawat dan Apoteker yang senior..”

“ Ini Cuma perlu dibersihkan saja mata si Bapak takut kelamaan jadi iritasi, mana Apoteker nya??!! ” tanyaku dengan nada tegas.

** bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun