Mohon tunggu...
" Dee Dee
" Dee Dee Mohon Tunggu... karyawan swasta -

“ Pay It Forward.."\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Di Malam Itu Ada Cerita .." (Part 2)

24 Desember 2011   19:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebetulan dulu aku  pernah bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang medis jadi buatku perawat,dokter,apoteker, ataupun karyawan itu sama saja setara dan tidak ada status yang lebih mulia diantara itu, semuanya sama.. karena kemuliaan seseorang dilihat dari keimanannya (hanya Tuhan yang Tahu), dari hati dan emplementasinya dalam kehidupan sehari-hari secara tulus, bukan karena pekerjaanya atau pendidikannya.

Setelah itu Bapak dibawa ke dalam ruangan periksa dan diobati oleh perawat dan seorang Apoteker yang memang tahu tentang obat.

Setelah selesai.. Perawat dan Apoteker menuntun Si bapak keluar ruangan, terlihat bapak sudah jauh lebik baik, begitupun kepanikan sang Ibu sudah tidak ada lagi, langsung aku mengucap syukur “Alhamdulillah…”

“ Gimana Bapak.. sudah baikan rasanya?” tanya ku pelan

“Alhamdulillah.. mba.. terimaksihh..terimaksih.. “ terdengar sedikit terisak

“Oke, dimana kasirnya suster? “ tanyaku pada perawat

“ Di sebelah sana , Mba.. mari saya antar..”

“Oya, buat suster dan ibu (Apoteker) terimakasih banyak yahh… saya salut dengan kesigapan Ibu” kataku sambil mengulurkan tangan menyalaminya.

“ Iyaa.. Mba.. saya yang harusnya terimakasih sudah ditegur seperti itu demi kebaikan klinik kami..” jawabnya dengan senyum tulus dan terlihat lega.

Setekah kubayar segera kubantu ibu menuntun sang Ayah masuk mobil, dan tak sengaja kulirik jam di mobil..

“Jam 02.18..???!!!”

Subhanallah… tak sedikitpun rasa kantuk terasa di mataku (untung saja).. jadi aku masih bisa berpikir cepat dalam situasi seperti ini.

“Mba.. maaf sebelumnya.. Ibu belum tahu nama mba yang baik hati ini..” kata ibu penuh haru.

“Masya Allah.. Ibu.. maaf ya Bu.. saya kelewat gak sopan dari tadi belum ngenalin diri, maaf ya Bu..”

“Panggil saja saya Dee…” kataku sambil menyetir..

“Mba.. Bapak terimakasih sekali yaa..sungguh bangga pasti ayah Mba Dee kalau beliau Mba ceritakan kejadian malam ini..” kata sang Bapak masih dengan haru

“Aminn.. semoga Ayah saya bahagia melihat saya dari surga , ya Pak..” jawabku sambil menghela nafas , menatap sebentar langit hitam dari kaca depan mobil dengan melepas senyuman rinduku untuk ayah tercinta ..dan berharap doa ku ini diijabah Allah..amin.

Tiba-tiba aku mendengar suara isak tangis dari sepasang suami istri tersebut di belakang mobilku.

“Maafin saya.. kalau kata-kata saya ada yang menyinggung bapak dan ibu ..” kataku pelan sambil sidikit bingung

“Ya Allah.. Nak.. betapa baik hatimu.. meskipun bukan perwat atau dokter Nak Dee mau dengan tulus menolong Bapak bahkan Nak Dee kenal Ibu pun tidak..” isak ibu semakin deras

“ Alhamdulillah Ibu.. semua manusia apapun status dan pekejaannya itu sama-sama makhluk Tuhan, semua harus saling menolong dan jangan sampai kita  menyakiti orang lain  .."

"Nah, itu baru namanya hamba  yang beriman." kataku dengan tersenyum menatap si Ibu dari kaca tengan mobil.

"Dan gak harus mengenal siapa yang akan kita tolong saat kita memang dikondisikan harus menolong, dan  gak cuma perawat atau dokter yang bisa menolong , semua orang bisa menolong dan mengobati sesamanya jika memang ada niatan tulus..” kataku dengan perlahan

“Ibu terimakasih ya Nak Dee, semoga Tuhan yang membalas semua kebaikan ini..” ujar ibu terbata-bata.

“Sama-sama Ibu…Kebahagiaan saya adalah ketika saya bisa membuat orang lain senang dan bahagia dengan apa yang mampu saya berikan kepada mereka dengan tulus” ujarku mengakhiri percakapan tersebut karena mobilku sudah berhenti tepat di depan rumah Ibu.

Segera sang anak berlari menghampiri mobilku dan terlihat lega ketika melihat kondisi sang ayah. Setelah masuk kembali  bungkus plastic belanjaaku tiba-tiba sudah disiapkan dan saat ku mau membayar Sang Ibu menolak mentah-mentah.

“Jangan dibayar Nak.. sudaah ambil sajaaa…!”

“Anggap saja ini ucapan terimakasih kami” kata Ibu padaku

“Jangan Bu, saya gak bisa tidur nanti.. sudah saya memang niat beli dan harus bayar…”

“Jangan…!!” kata ibu makin keras.

“Haduuuhh.. mati gue.. untung  tadi tidak belanja banyak ”pikirku dalam hati,

“Ya sudah Ibu.. terimakasihh yaa… semoga Bapak cepat pulih”

“Mari Bapak.. Ibu.. Mba.. saya pamit pulang dulu.. besok pagi harus kerja lagi..”

“Iyaaa Nak Dee … hati-hati di jalan.. dan terimakasih untuk semuanya yahh..semoga Allah selalu memberikan Nak Dee kebaikan-kebaikan dalam hidupmu seperti yang sudah Nak Dee lakukan terhadap orang lain..terimakasih..”

“Assalamualaikum…” salamku berpamitan kepada mereka seraya masuk ke dalam mobil

“Waalaikumsallam..hati-hati yaa... !! ” ujar mereka bertiga bersahutan.

Segera kunyalakan mesin mobil dan melesat kembali ke tempat tinggalku yang tidak jauh dari situ, di dalam perjalanan pulang tak terasa air mata ku menetes.. entah mengapa.. tak ada yang membuatku sedih, namun aku baru sadar ketika tetesan air mata itu adalah air mata bahagia..

“Ya Tuhan.. terimakasih untuk kesempatan yang indah kali ini yang Engkau berikan padaku, semoga sampai selamanya dan seumur hidupku aku bisa bermanfaat bagi sesama.. amin.”

Tak terasa mobilku telah kuparkir tepat di depan rumah dan aku segera turun dari mobil, kususuri lagi lorong menuju kamarku, dan setelah kumemasuki ruang kamar kulirik jam dindingku yang tepat menunjuk jam 03.00 pagi, aku segera membersihkan diri, dan menunaikan shalat malam ku yang kali ini terpaksa tidak diselingi tidur . seusai kupanjatkan ribuan doa bagi orang-orang yang kucintai aku menyudahi doaku dan bersiap untuk tidur.

“Ya Allah .. izinkan aku mencintaMu dengan segenap jiwaku, hingga kumerasakan kebahagiaan dalam cinta abadiMu....amin..”

Dan seketika aku tertidur untuk menanti hari esok dengan cerita indah berikutnya.

***  Dee  ***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun