Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telah Kutemukan Persembunyian Waktu

12 September 2022   19:22 Diperbarui: 13 September 2022   15:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://www.istockphoto.com

Akhirnya kutemukan tempat persembunyian waktu yang sedang sibuk membicarakan kita. Tepat di antara dua musim yang sengaja bergantian menjaga pertemuan dan perpisahan.

Tempat itu dipenuhi cinta. Terhampar kasih sayang yang begitu silam. Akarnya kuat menancap nurani. Bagian atasnya rindang. Sekotak bekal cinta dari ibu telah kulahap disana. Rasanya nikmat sekali, seperti belaian yang tak pernah henti. 

Untuk kesana ada anak tangga kerinduan yang berkelok. Setiap keloknya tersimpan kerinduan yang purba. Barangkali ibu pernah membungkus rindu untukku, saat merantau menemuimu. Aku juga tak berniat menyalahkanmu, terkadang waktu terlalu lama tersimpan. Entah dibalik bantal tidurmu, atau sengaja kau simpan di tempat yang tak kukenali.

Di pelataran belakang, tumpukan kenangan terbengkelai. Kelihatannya tak ada lagi yang peduli. Aroma tuba seringkali tercium disana. Merangsek ke trakea, lalu berhenti di bilik-bilik kepala. Mengobrak-abrik ingatan yang selama ini sudah dikemas oleh gulungan kalender.

Kini aku ingin keluar dari sana. Tapi, tiba-tiba sandyakala telah mengobarkan cinta yang lain. Persis di bawah kaki rembulan, dimana aku takut kehilanganmu. Bergetar genggamanku. Tak ada niat melepaskan jemarimu saat kunang-kunang tak berkelip lagi. Hingga esok hari embun berulangkali meninggalkan ujung kelopak mawar. 

Apakah kau hendak bersembunyi lagi dari harapanku?


SINGOSARI, 12 September 2022

Sumber gambar https://www.istockphoto.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun