Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Terasing dalam Kotamu

21 Agustus 2022   01:57 Diperbarui: 31 Agustus 2022   22:02 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kota mati. Sumber gambar: Matthieu Bühler/www.behance.net

Sentuhan ini kelak akan menjadi kota. Kita berkhayal akan sering mengunjunginya. Mencari kenangan di bawah pendar lampu jalanan. Seperti katamu, "Jangan padamkan lampu, biar hati tetap terjaga".

Tapi ternyata aku hanyalah pejalan kaki. Menyusuri kota meniti ketabahan. Belum kutemukan dimana perhentiannya. Sampai rindu menelanjangiku, kuharap waktu segera memberiku baju atau pinjami saja aku kata-kata yang bisa mengganti air mata.

Kota ini makin asing. Kucari bayangmu dari lampu yang baru saja dipadamkan. Saat itu rumah-rumah tertutup pintunya. Kelambu memeluk jendela, dan malam menyimpan rapat rembulan.


SINGOSARI, 21 Agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun