Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjaga Kobar Kemerdekaan

15 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 15 Agustus 2022   09:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi negeri ini akan hening sesaat. Diantara detak pejuang yang belum sempat menempuh arah jarum jam, demikian pula dengan kabut yang selalu tergesa-gesa menceritakan keberanian.

Di kibaran merah putihmu, ada angin yang menderu menerjang rintangan. Pengorbanan semakin nyata. Satu-persatu pejuang ke pangkuan haribaan-Nya. Bagaimana kamu mendustakan nafas harum ini jika bunga melati telah menjejak kusuma bangsa?

Tak kusangkal lagi, aku memang menikmati kemerdekaan ini. Senafas demi nafas kebebasan telah kuhirup. Pejuang telah mengobati lukanya, kubesarkan ketegaran ini dalam setiap langkah, menyusuri jalan terjal pejuang, bukan saja mengenang, tapi untuk meraih kemenangan. Menjaga kobar kemerdekaan.

Kukepalkan tangan meninju kemalasan. Kusadari waktu tak akan kembali, kuteruskan langkah tegap ini. Menggedor semangat, menyalakan tegar dan menjelma pejuang sepanjang masa. Indonesia.....M E R D E K A !!!


SINGOSARI, 15 Agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun