Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi yang Membara

31 Juli 2022   17:50 Diperbarui: 31 Juli 2022   18:02 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisiku seperti cinta yang membakar kertasnya, merembet huruf demi huruf, mengeja kata demi kata. Sampailah asap terakhir meninggalkan abu yang tergolek sendiri. 

Sebelum kupu-kupu datang, serta embun yang tergesa-gesa menyudahi perjumpaan, begitulah cinta seperti tak tersentuh tangan, tapi tiba-tiba menggedor pintu hatiku.

Bila kerinduan menghampirimu, ia akan menceritakan dirinya, bersiaplah mendengar namaku di sepanjang ceritanya.

Kelak di suatu waktu, ada yang setia menemaniku, ialah puisi-puisi yang tak sempat kaubaca. Puisi-puisi yang harusnya kau simpan dalam kamarmu, dan tak terbakar oleh apapun.


SINGOSARI, 31 Juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun