Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surga yang Nyata

22 Desember 2021   20:15 Diperbarui: 22 Desember 2021   20:17 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://www.mstar.com.my

Ada kedewasaan yang harus kudaki.
Kadangkala setiap langkah perlu jeda
"Istirahat dan berteduhlah sejenak" pesan ibu
Tapi, tak ada yang seteduh ibu dalam rimbun pepohonan

Lalu kuturuni bukit, berharap telaga segar meredam dahaga egoisme.
"Minumlah jika kau merasa haus" pesan ibu
Tapi, tak ada yang sesegar kasih sayang ibu dalam mata air 

Ke Samudera kujumpai ombak kecil menghampiri
"Sesekali ingatlah tanah kelahiranmu" pesan ibu
Tapi, tak ada tempat kembali senyaman dekapan ibu

Aku tak mampu mencari kesenangan dimanapun selain keiklasan ibu
Aku tak mampu mencari pemandangan seindah apapun selain tatapan ibu

Kehangatan mentari masih hangat pelukan ibu
Kecantikan rembulan masih cantik paras ibu

Derasnya hujan, masih deras derita ibu
Keringnya kemarau, masih kerontang lelahnya ibu

Entah, surga mana yang akan ditempati ibu.
Kurasa ibu adalah surga nyata dalam hidupku.

SINGOSARI, 22 Desember 2021

Selamat Hari Ibu, semoga Tuhan membingkiskan kado padanya sebuah surga yang ditumbuhi perdu kasih sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun