Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Berharap Dunia Kembali Terang

4 Juli 2021   18:45 Diperbarui: 11 Juli 2021   20:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn.warungsatekamu.org.s3.amazonaws.com

Ketika senja, ayah belum menyerah mengais nafkah. Tapi, malam merambati tubuhnya yang lelah. Hatinya mungkin kalah, tapi beruntung masih ada rumah. Kita bertemu lalu berkata-kata hingga kabut menyerap resah.

Kata ayah, tidak ada uang untuk mimpi. Tapi, ada keringat saat mengeja makna kerja. Sebab hidup harus dipelajari bukan dihafalkan, apalagi ditangisi.

Hari ini seperti jalan hidupmu, dan aku percaya Tuhan tak pernah lupa. DIA kirimkan malaikat dengan berbagai rupa. Seperti tanyamu saat mendaki puncak, "Sudah dekat ya?" aku pun menjawab "Itu sudah kelihatan."

Lalu kita tiba di puncak. Memandangi kerlip lampu kota dan merasakan betapa kecilnya manusia. "Langit, masih adakah do'a dari ibuku yang belum menembusmu?"

Sepenggal waktu kemudian subuh telah menyerahkan seluruh do'a, kepada fajar yang hangat, lalu dunia kembali terang.

SINGOSARI, 4 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun