Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tawa Dunia

12 Februari 2021   23:46 Diperbarui: 13 Februari 2021   00:20 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ecs7.tokopedia.net/

Saat dunia menertawakan kita, kursi-kursi penguasa masih menjadi warisan bagi anak cucu mereka. Betapa mereka berkeringat menantang matahari. Kening mereka pening. Sebentar menjadi dewa, sebentar menjadi jeda.

Ribuan kenangan dihunus mati. Ditimbun dan menjadi belukar. Entah rimba apa yang diinginkan. Antara langit dan bumi tak pernah berhenti. Kesana merebut mahkota. Kesini mengunjungi simpati.

Dunia terus tertawa, belukar semakin menjalar, kuasa tak pernah purba. Benderaku adalah kehidupan. Negaraku adalah keadilan. Aku tertidur mengigau mempertahankannya.

SINGOSARI, 12 Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun