Saat emosi bertamu di kepalamu.
Lalu kau sibuk menjamunya.
Seisi ruang tamu menjadi letupan.
Apalagi,
Tetangga sebelah melakukan hal yang sama.
Maka,
Terjadilah pertarungan sengit.
Saling mendidihkan kata.
Melempar segumpal marah.
Menggelindingkan sekotak sindiran.
Sampai detik ini kalian masih bertempur.
Seperti tak mengenal uzur.
Padahal kalian sudah terkubur.
Bahkan burung gagak menegur.
Ribut tak pernah akur.
"Kuburku sempit"
"Kuburku juga"
"Bagaimana kalau kita gabung?"
"Ok, siapa takut"
Kalian berdua sibuk memperluas kubur,
sampai batas neraka tak terlihat lagi.
Singosari, 28 November 2020