"Baiklah, nanti aku ikut menjaga telur-telur yang kau erami itu dengan penjagaan ketat" dalih ayam jantan kepada ayam betina.
"Petok..., petok..." sahut ayam betina yang maksudnya adalah: "Ok....., ok..."
Lalu bagaimana dengan penjaga pos kamling? Apakah ia kebagian nasi kepal lengkap dengan lauk pauknya? Yang jelas, malam itu penjaga pos kamling sedang menikmati sebungkus plastik berisi kopi pahit yang masih panas.
Mengetahui ada anjing dan ayam jantan lewat, maka dipanggilah anjing itu untuk singgah di pos kamling.
"Njing sini sebentar, aku mau ngopi dulu sekalian mau kencing" kata penjaga pos kamling. Anjing itu menurut. Di mulutnya terlihat telur dadar yang ia gigit untuk persedian makan malam. Di belakangnya seekor ayam jantan berkalung telur rebus masih terlihat emosi.Â
Anjing itu meletakkan telur dadarnya di atas bangku bambu dan membiarkan penjaga pos kamling itu pergi. Namun tidak dengan berjalan layaknya manusia. Penjaga pos kamling itu merangkak menirukan jalannya anjing.
"Anjing adalah penjaga paling setia, aku merangkak begini sebagai bentuk kesetiakawanan, menghormati anjing" demikian alasan penjaga pos kamling itu sembari menggigit sebungkus plastik berisi kopi pahit panas.
"Mengapa penjaga pos kamling itu tak makan nasi kepal dengan lauk telur dadar dan kacang panjang?" mungkin kau akan bertanya begitu.
Tentu penjaga pos kamling itu akan menggelang. Mulutnya segera menyedot cairan kopi dari ujung bungkus plastik itu. Lalu dengarlah jawabannya.Â
"Nasi menjadikan kantuk, orang setia tak pernah mengantuk. Kalau aku mengantuk dusun ini akan kemalingan. Jangankan maling, bayang-bayang aja bisa kutangkap"Â
"Hei mengapa kau angkat satu kakimu?"
"Jangan banyak tanya, aku sedang kencing," pungkas penjaga pos kamling itu.
SINGOSARI, 2 September 2020