Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Penjaga Pos Kamling dan Dusun yang Penghuninya Bodoh

2 September 2020   20:05 Diperbarui: 3 September 2020   18:19 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (alinea.id)

Tiap malam sesekali terdengar suara sapi yang parau. Disahut suara kambing yang mengembik seolah mengejek. Lalu berkokoklah ayam jantan berulangkali, disahut oleh ayam jantan lainnya.

Sebenarnya ayam jantan itu sedang berdebat. Masing-masing mengaku melihat penampakan malaikat turun ke dusun. Tak ada yang mengalah meski masing-masing menunjukkan bukti yang sama, yaitu kabut.

Suara hewan-hewan berisik itu akan berhenti tatkala gongongan anjing menyalak tiga kali. Jika anjing sudah menggonggong, maka sedetik kemudian dusun itu akan sunyi. Kecuali, suasana pos kamling yang dijaga oleh seorang kurus kerempeng.

Bajunya kegedean dan sarung kumal yang terkalung di lehernya. Meski kurus kerempeng begitu ia selalu menceritakan kehebatannya pada orang sedusun bahwa dulu semasa muda pernah mengalahkan sepuluh maling sekaligus. Percayalah!

Penjaga pos kamling itu sebenarnya tak bodoh-bodoh amat. Terbukti ia mampu menirukan berbagai suara orang lain. Seolah-olah dalam pos kamling itu sedang terjadi percakapan banyak orang. Kesannya jadi ramai, seperti banyak yang jaga.

Alasan selanjutnya untuk menakut-nakuti maling yang hendak mencuri di dusun itu. Tentu maling bodoh pula yang akan mencuri harta benda di dusun itu. Sebab tak ada harta berharga apapun selain panci dan wajan yang pantatnya sudah hitam itu. "Ini sebuah strategi jitu, satu-satunya di dunia ini, gimana? kau mau meniru?" katanya sembari menepuk dada.

Kelak saat di mana-mana jam dinding sudah menunjuk angka dua belas malam, maka lazimnya dipukullah kentongan atau genta sebanyak dua belas kali pula sebagai penanda waktu. Hal itu tidak dilakukan oleh penjaga pos kamling.

Sebaliknya ia hanya memukul kentongan sekali saja. Alasannya jika dipukul dua belas kali akan menguras tenaga. Kalau tenaganya terkuras malah akan berbahaya menghadapi maling. Lagi pula mana ada penghuni dusun itu yang susah payah menunggu tanda waktu malam itu?

"Buat apa mereka menunggu jam dua belas malam? nggak ada gunanya kan? lebih baik mereka tidur saja, dusun ini sudah aman. Saya setia menjaga dusun ini" kilahnya sembari mengelus-elus kentongan.

---------- ********** ----------

Malam ini, para penghuni di dusun itu baru saja mengadakan kenduri bulan sabit. Apa lagi yang dijadikan alasan jika bukan tentang tiang beton listrik lumutan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun