Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Kelopak Kamboja Penjaga Senja

5 Juli 2020   22:59 Diperbarui: 7 Juli 2020   01:16 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bunga kamboja. (sumber: pixabay.com)

Jauh sebelum kau gores luka ini, ketahuilah bahwa aku kelopak kamboja penjaga senja. 

Kau bisa saja merayakan malam dengan gigil. Bahkan, kau mampu mengikat kabut dengan seikat waktu. Tapi ingatlah, serupa hujan aku bisa datang membasahimu, sewaktu-waktu.

Jarak hanya kebetulan, dan waktu bisa jadi alasan, tapi luka dan cintaku tak butuh keduanya. Tak mengapa kau tinggalkan aku. Sebab nyeri telah menghunusku sebelum lambaian tanganmu. 

Jika dia mencintaimu, maka aku telah lebih mencintaimu. Jika dia berjanji padamu, kuserahkan seluruh bahu dan rusukku padamu.

Ternyata, kita hanyalah derit pintu yang menyuarakan rahasia. Menjeritkan sesuatu yang tak seharusnya ada diantara kita. Yang kusesali, mengapa kuraut rindu ini sampai runcing, tapi justru kau yang menyayat nadiku.

Sepi dan mati tak mahir menulis. Rindu juga tak cakap berkisah. Maka dari itu lebih baik aku tak ada. Aku sudah bahagia menjadi kelopak kamboja yang akarnya bisa meremukkanmu kelak di pekuburan cinta.

SINGOSARI, 5 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun