Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ke Tukang Cukur Saat Pancaroba

26 Juni 2020   14:47 Diperbarui: 26 Juni 2020   19:31 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://res.cloudinary.com/

Saatnya pergi ke tukang cukur. Memangkas kenangan yang terus tumbuh. Serta kumis yang tak lagi gerimis.

Seperti biasa, aku abai pada gambar model rambut yang terpasang di kanan kiri cermin. Sebab model itu juga abai dengan wajahku yang tak tampan.

Maka, dipangkaslah rindu yang memutih. Tipis demi tipis, segala tunggu telah usai. Tak perlu cangkok menumbuhkan cerita baru. Apalagi pancaroba segera mengeringkan rerumputan di kepalaku

Sebelum pulang, aku tak lupa memberi ongkos tukang cukur. Serta pamitan satu persatu dengan model gambar rambut. Supaya mereka tak tersinggung.

Sebab kata tukang foto: "Susah-susah ambil gambar, eh malah nggak pernah dipilih"

Kata tukang edit gambar: "Saya hanya pilih beberapa gambar saja, lalu saya edit."

Kata pegawai percetakan: "Saya tak peduli mau cetak berapa lembar, yang penting gajian bisa beli susu pilihan untuk anak saya"

Kata penjual model gambar: "Silahkan dipilih mas, mau kalender, gambar presiden, atau gambar model rambut, buat penglaris"

Kata tukang cukur: "Ini mau dicukur model apa? soalnya banyak yang memilih plontos"

Semoga kau memaklumi apa yang terjadi di kios tukang cukur, yang dengannya kita disuruh melihat diri, memantaskan diri, merapikan diri dengan memotong egoisme dan nafsu di depan cermin. Mereka bekerja jujur dan apa adanya. Kalau jujur mengapa harus berkelit?

Aku tak berkelit, hanya ingin tampan sedikit.




SINGOSARI, 26 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun