Hingar bingar reda menjemput cahaya. Mentari memijat pundak pegal, pekerja tak letih ditempa dunia. Bukankah hari ini bencana telah disingkapkan oleh kebersamaan? Ada yang menjawab sepakat, tapi juga banyak yang khianat.
Hujan hanya ingin pulang saja. Membasahi seluruh kenang yang tak lekang. Seperti perempuan seteguh karang. Tak mau lajang mengekang, apalagi jalang menantang.
Usai lakon-lakon menggerayangi kota. Sekujur tubuh masih berdarah, sementara perih mengalir hilir sungai. Muara-muara setia menunggu, seonggok birahi melepas satu-persatu renjana rasa. Mereka melesat, kembali membawa cinta yang selalu berulang.
Bukankah kita semua pulang? membiarkan kota lengang? bagaimana jika kota ternyata penuh lalu lalang? Entahlah, sebaiknya kita serius memikirkan liang tempat kita berkalang. Mawas diri lebih punya arti ketimbang saling menghunus benci.
SINGOSARI, 7 Januari 2020