Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nasi Telah Menjadi Bubur

9 Desember 2019   12:16 Diperbarui: 9 Desember 2019   12:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: economictimes.com

Harusnya kita bersyukur pada koruptor, sebab masih ada jeruji terisi.

Bahkan, wartawan serta awak media lain akan mendapatkan berita, itu artinya gajian lancar.

Pejabat penegak hukum turut serta bekerja membuat tuntutan, mengadili dan hakim juga tetap menutup persidangan dengan mengetok palu.

Pemusik akan menciptakan lagu-lagu balada tentang korupsi, ada group K-POP juga yang artinya Korupsi-POP.

Penjual mobil, berlian, jam tangan, tas wanita, sepatu hingga ikat pinggang juga mendapat keuntungan.

Tanah kavling, rumah, apartemen, sekalian pelakor dan gundik-gundik juga laku.

Tapi kalau aku diajak syukuran di rumah koruptor akan kutolak, sebab menu masakan utama adalah bubur.

Hal ini sesuai dengan pepatah para krouptor "Apa daya nasi sudah menjadi bubur, Jika ketahuan korupsi lebih baik kabur"


Selamat Hari Anti Korupsi 9 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun