Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sawah 4.0

18 November 2019   17:15 Diperbarui: 20 November 2019   19:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi petani dan kerbaunya. (sumber: pixabay.com/ihsanadity)

Petani-petani yang memanen rumahnya 
sudah meninggalkan bajak dan kerbau 
sejak beberapa senjakala. 

Tanaman minimalis dengan dua 
lantai dan berpagar besi itu subur 
bertumbuh di lahan satu hektar. 

Petani-petani bisa diunduh melalui aplikasi, 
yang penting sanggup membayar sekolah 
sampai kuliah. Sebab sekolah itu penting. 
Sepenting beli kuota internet, serta biji 
biji plastik yang padat. 

Jika menjadi petani, jadilah petani berdasi,
makan buah-buahan, dan memanen padi dari
supermarket. 

Puisi ini untuk 50 tahun lagi
saat penyair dan petani hidup
rukun di apartemen.
Saat itu awan dan rombongan hujan
sedang bertikai, soal sawah mana
yang akan menerima air hujan. 

MALANG, 18 NOVEMBER 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun