Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kamar yang Luas (2)

17 Juni 2019   11:35 Diperbarui: 17 Juni 2019   11:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.borneonews.co.id

Penyair-penyair tetap menulis syair
Sambil mengamati banjir
Serta hujan petir
Situasi kota sedang getir
Penduduk juga ketar-ketir
Pejabat masih terus berfikir
Anggaran terlanjur kocar-kacir
Sekali lagi fakir miskin cengar-cengir

Anak-anak jalanan berjaga secara gilir
Persis bait syair nyinyir
Mereka orang-orang mubazir
Sebab itulah gelandangan akan disisir
Diajak naik mobil tanpa mampir-mampir

Tidak tahunya mereka memang diusir
Agar kamar yang luas jadi pusat grosir
Minimal banyak kasir-kasir yang lahir
Mengurangi toko kecil yang tinggal segelintir
Terus begitu tiada akhir
Padahal kota masih banjir

Malang, 17 Juni 2019

Rumitnya masalah sosial dan ekonomi, serta bencana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun