Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dalam Tempo Seminggu, Anies Baswedan Berubah

1 Oktober 2016   23:20 Diperbarui: 4 April 2017   16:33 45727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : detiknews.com

Mas Anies, kau telah berubah! Terlalu cepat Mas. Padahal baru satu minggu. Bagaimana pula kalau  lima tahun? Entahlah, mungkin sudah tidak ada lagi Mas Anies yang dulu kami kenal. Benar loh Mas, kami tidak pernah bermimpi  tentang Aniez Wiz Edhan.

Makin dekat ajang Pilgub DKI 2017, perseteruan antara pendukung paslon yang maju di Pilkada DKI semakin "memanas". Seakan tidak mau ketinggalan,  antar paslon juga sudah saling sindir, yang sudah pasti akan segera diramaikan oleh para pendukung masing-masing.

Yang paling menarik adalah sindir-menyindir antara paslon Ahok-Djarot Vs Anies-Sandiaga.  Anies-Sandiaga terlihat sangat berkepentingan untuk menafikan kerja Ahok-Djarot selama ini. Sambil terus menyundul Ahok, dengan aksinya yang tak henti merelokasi warga di bantaran sungai, mereka berharap mendapat simpati dengan menunjukkan kepedulian  mereka atas apa yang dialami oleh warga.

Munculnya Anies sebagai pasangan Sandiaga sebenarnya cukup menimbulkan tanda tanya.  Pasangan ini diputuskan tepat pada hari H pendaftaran paslon ditutup.

Pengamat amatiran seperti saya menilai, munculnya nama Anies merupakan strategi Gerindra dan PKS untuk menarik dukungan massa Pak Jokowi yang tidak mendukung Ahok. Guna menambah massa PKS yang menjadi kekuatan ril pendukung Sandiaga, mereka perlu tambahan massa dari luar PKS, dan itu hanya bisa didapat dengan mengusung sosok Anies guna  menggembosi pendukung Ahok.

Mayoritas massa Gerindra di DKI diprediksi sudah hengkang, bersamaan dengan hengkangnya Ahok dari Gerindra. Sisanya yang masih bertahan, sepertinya juga ikut kabur karena sudah tidak tahan melihat tingkah M Taufik dan Sanusi, dan juga sudah jenuh dengan muka Fadli Zon dan Habiburrokhman yang menyebalkan itu.

Upaya menghentikan Ahok melalui jerat hukum, juga sirna sudah. Sementara, petahana dan Ahokers semakin gencar memperlihatkan berbagai keberhasilan dalam memimpin Ibukota.

Sungai atau kali yang semakin jernih, jalanan yang semakin bersih dan rapi , taman kota yang hijau dan asri, dan juga kinerja dan layanan birokrat dan pegawai pemprov yang semakin cepat, ramah dan sigap, membuat pesaing begitu kesulitan untuk bermanuver. Fakta berbicara, dan bukti ada di depan mata, tidak terbantahkan.

Apapun caranya, prestasi petahana harus  "ditutupi". Jika tidak, elektabilitas mereka akan jauh  melesat di depan, sendirian tanpa lawan.  

Dan seiring dengan berjalannya waktu, dengan semakin banyak fasilitas yang dibangun; banyaknya kemudahan dan bantuan yang diberikan kepada warga; hibah yang diberikan ke daerah tetangga; perbaikan dan pengadaan  berbagai sarana dan prasarana; dan juga kesejahteraan pegawai yang semakin baik, di atas kertas merupakan modal petahana yang sangat  sulit untuk bisa ditandingi.

Dan herannya, anggaran yang digunakan atau serapan APBD tidaklah seboros zamannya gubernur yang lalu-lalu, yang selalu nyaris habis tanpa sisa, namun hasilnya tidak terlalu membekas, menguap entah kemana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun