Bukan berarti saya mengatakan orang ganteng tidak bisa menjadi gubernur. Tentu tidak! Karena saya juga orang ganteng, bahkan kalau berani jujur,  kegantengan saya masih di atas rata-rata. Jadi, jangan berprasangka buruk dulu terhadap saya soal orang ganteng tidak boleh memimpin Jakarta.
Siapa tahu juga, Â satu ketika nanti saya dipercaya memimpin Ibukota, dan saya tidak mau hal itu gagal hanya karena saya pernah bernazar, bahwa orang ganteng tidak boleh menjadi gubernur.
Tidak, saya tidak mau meniru mereka-mereka yang suka bernazar itu, tetapi giliran ditagih selalu berdalih.
Jadi, sangat jelas bahwa Pilakada DKI sama sekali tidak relevan dengan kegantengan, apalagi dibumbui dengan berlari.Â
Kasihan orang-orang yang kurang ganteng, atau mereka yang gantengnya sangat terbatas, bisa-bisa mereka merasa terdiskriminasi. Padahal, kita semua tahu bahwa itu bukan salah mereka jika mereka tidak ganteng.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab, dan juga bukan selalu karena orang tua. Sekali lagi, ganteng itu juga relatif, dan  tidak etis juga kalau saya menjadi penentu kegantengan orang lain.
Namun kalau mengenai saya sendiri, saya bisa pastikan bahwa kegantengan itu  positif. Itulah sebabnya saya tidak perlu berlari-lari untuk memberitahu orang bahwa saya ganteng. Orang ganteng itu sudah pasti memukau, sekalipun ia tidak pernah lari-lati di trotoar sambil bicara kegantengan.
Hidup orang ganteng!