Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Adipura ke-10 Kota Palembang: Kebanggaan seperti Apa?

28 Juli 2016   09:37 Diperbarui: 28 Juli 2016   16:05 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ini wajah kami, wajah keimanan kami.”

Kalimat sederhana itu aku tulis untuk melengkapi sebuah foto yang bikin hati miris. Foto yang memperlihatkan betapa anak Sungai Musi sudah kian tercemar dengan tumpukan berbagai jenis sampah itu aku unggah di akun instagramku dan foto itu sengaja aku tandai ke beberapa akun instagram publik/komunitas yang memiliki banyak pengikut. Harapanku komunitas tersebut dapat posting ulang sehingga keberadaan sungai yang tercemar hebat itu mendapatkan perhatian khusus.

ig-1-jpg-57996bb3507a615808bfe285.jpg
ig-1-jpg-57996bb3507a615808bfe285.jpg
Kawasan itu berada di Kelurahan 9/10 Ulu Kota Palembang. Bagi yang berdomisili di Palembang, pasti tahu bahwa kawasan ini sangat dekat dengan Sungai Musi dan Jembatan Ampera, dua ikon kebanggaan Kota Palembang. Sekali lagi, sayangnya sungai ini tercemat hebat. Aku yang menyusuri jalan dari Jembatan Ganepo (di samping Lr. H. Umar) hingga terus mengarah ke Pasar 10 Ulu, keadaannya merata. Merata dengan sampah. Sangat mengenaskan.

Siapa yang salah?

Kita semua yang salah. Pemerintah, penduduk sekitar, pun termasuk orang yang tidak tinggal di kawasan tersebut seperti aku dapat dibilang bertanggung jawab terhadap hal itu. Kok bisa? Iya bisa! Siapa yang menjamin bahwa sampah sebanyak itu hanya disebabkan oleh penduduk sekitar? Bisa saja orang yang sekali lewat seperti aku pun turut andil memperparah keadaan Sungai Aur (nama anak Sungai Musi) tersebut.

Hujan Respons

Terima kasih kepada semua admin akun Instagram yang sudah repost fotoku. Responsnya luar biasa. Dari satu akun saja yang ngasih jempol bisa 1000-an orang. Belum lagi yang komen. Ratusan! Responsnya sangat beragam. Ada yang dengan bijak menyikapi, ada yang mencaci-maki (mungkin belum ngirup cuko pempek, makanya emosi), menyalahkan pemerintah-masyarakat. Tak sedikit juga yang mention akun instagram Walikota Palembang bapak @harno.joyo. Akibatnya, dalam waktu 24 jam langsung turun surat perintah dari Walikota kepada jajaran di bawahnya (Kelurahan 9/10 Ulu) untuk melakukan gotong-royong pembersihan kawasan tersebut.

Gotcha!

Dari akun sosial media Walikota (yang sepertinya diurus oleh staf) terlihat berbagai macam foto saat Walikota Palembang tengah melakukan pembersihan. Bahkan hampir setiap minggu kegiatan gotong-royong di berbagai kawasan Kota Palembang itu dilakukan.

Bagus sih dan aku harus mengapresiasi hal itu. Namun… jujur saja, menurutku kegiatan itu masih sebatas ceremonial. Aku tidak begitu yakin, namun sepengamatanku tidak semua wilayah yang telah dilaksanakan pembersihan melalui gerakan gotong-royong masalah intinya dapat terselesaikan.

img1469590358562-57996bedab9273ae0c6af68a.jpg
img1469590358562-57996bedab9273ae0c6af68a.jpg
Bagaimana dengan kawasan yang aku foto itu?

I have to tell this. Sama saja. Nggak ada yang berubah (baca: sedikit banget yang berubah). Sampah masih banyak dan endapan lumpur masih belum ditindaki secara serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun