Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tren Wisata Perpustakaan dan Pengalaman Mengunjungi Sainte-Genevieve Library di Paris

19 Mei 2022   12:36 Diperbarui: 20 Mei 2022   09:44 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spot fotogenic di Library@Orcard | Sumber gambar dari timeout.com

Saat berhasil tiba di sana, saya tidak punya perbandingan sehingga minimnya fasilitas yang ada tidak terlalu menjadi masalah. Saat itu, informasi di dunia maya masih terbatas. Apalagi sosial media belum marak. Jadi, gambaran perpustakaan ideal di luar negeri yang bersih, canggih dan fasilitasnya lengkap belum saya ketahui.

Bagian depan Perpusda Sumsel | Sumber gambar https://infopalembang.id/
Bagian depan Perpusda Sumsel | Sumber gambar https://infopalembang.id/

Untuk ukuran perpustakaan provinsi yang tentu saja terbesar di Kota Palembang, harus diakui saat itu pun belum terlalu nyaman. Bukunya berdebu. Susunannya agak membingungkan -ya mungkin karena itu kunjungan perdana juga- dan belum terkomputerisasi pencariannya sehingga harus dilakukan manual.

Satu yang pasti, kami akhirnya mendapatkan buku yang dibutuhkan. Proses peminjamannya pun mudah, cukup menyerahkan copy kartu pelajar.

Kegiatan berkunjung ke perpustakaan daerah ini terus berlanjut hingga saya SMA. Walaupun perpustakaan di SMA dulu jauh lebih baik dan koleksi bukunya pun lumayan, tetap saja, di beberapa pelajaran, saya butuh lebih banyak referensi.

Biasanya, saya akan mendatangi dulu toko buku dan mencari info di sana. Jika sudah dapat, berbekal catatan akan judul dan penulisnya, saya mendatangi perpustakaan daerah untuk meminjam bukunya di sana. Tak selamanya mulus, kadang saya terpaksa membeli saat buku itu tidak ditemukan di perpustakaan.

Saat berkuliah, praktis hampir tidak pernah lagi saya mendatangi Perpustakaan Daerah ini. Sebab, perpustakaan kampus sudah dapat menjawab kebutuhan saya terhadap buku. 

Belum lagi, tempatnya nyaman, dilengkapi pendingin ruangan dan internet super cepat. Hanya, bilik kubikelnya terbatas sehingga harus rebutan dengan mahasiswa lain.

Walau begitu, saya tak sepenuhnya meninggalkan Perpustakaan Daerah. Satu kali, saya sengaja datang dengan mengajak Rais, keponakan saya yang masih kecil. Rasanya, saat itu Rais baru awal-awal masuk SD.

Saya ingin memberikan satu pengalaman yang baru buatnya. Satu dunia yang selama ini belum pernah dikenalkan oleh orang tuanya -kakak saya. Yakni buku.

Kenangan saat mengajak Rais ke Perpustakaan Daerah di tahun 2013 lalu | Dokpri.
Kenangan saat mengajak Rais ke Perpustakaan Daerah di tahun 2013 lalu | Dokpri.
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun