Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[KOLOMDonasi] Pesan Aspirasi Menjurus Cabul Saat Demo, Yeay or Neay?

15 April 2022   15:22 Diperbarui: 15 April 2022   16:01 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana demo di Jakarta | Foto oleh Garry Lotulung di Kompas.com

Tulisan ini menggunakan judul [KOLOMDonasi] sebagai bentuk dukungan program donasi Ramadan yang infonya dapat dilihat di sini.

Jauh sebelum demo besar berlangsung kemarin, Senin, 11 April 2022 di Jakarta, demo yang sama juga berlangsung di Palembang beberapa hari sebelumnya. Kebetulan, toko saya tepat berada di pinggir jalan besar dan dengan demikian, saya melihat langsung para mahasiswa/i yang berkonvoi membawa kendaraan menuju gedung dewan kota Palembang sambil mengenakan jaket almamater mereka masing-masing.

Senin kemarin aksi itu juga kembali berulang. Saya bahkan membatalkan sebuah urusan di tengah kota karena tak sanggup menembus macet. Lalu, mengenai demonya sendiri saya nggak mau bicara banyak. Intinya, walau saya mendukung Pemerintahan Jokowi (di 2 pemilu sebelumnya saya mantap memilih beliau), namun saya juga tak setuju jika beliau memimpin 3 periode sebab sejak dulu konstitusi tegas membatasi jabatan presiden hanya sampai 2 priode saja.

Walaupun demo besar kemarin rasanya gak begitu tepat (karena Jokowi sudah membuat statement bahwa dia tidak akan maju lagi), namun jikapun tetap dilaksanakan ya saya dukung saja. Selagi demo itu berjalan baik, aspirasi dapat disampaikan dengan bagus dan pihak kepolisian (dan juga para mahasiswa peserta demo) dapat menahan diri dari para penyusup yang ingin bikin ricuh.

Yang kemudian tersisa dari demo itu adalah keriuhan linimasa di media sosial. Baik di facebook, instagram dan (apalagi) twitter, banyak unggahan foto para peserta demo yang menyampaikan aspirasinya dalam tulisan kertas karton.

Entah dengan motivasi apa, sebagian aspirasi itu ditulis dalam kalimat-kalimat menyerempet menjurus cabul. Di KBBI, cabul dapat diartikan tidak senonoh, melanggar kesopanan, keasusilaan. Seperti apa kalimat yang mereka pakai? Ini beberapa contohnya.

Sumber gambar twitter @askrifess
Sumber gambar twitter @askrifess

Salah satu poster | Sumber gambar twitter @areajulid
Salah satu poster | Sumber gambar twitter @areajulid

Terus terang, saat pertama kali melihat foto-foto itu, saya merasa itu tulisan di kartonnya direkayasa/diedit. Tapi, setelah dilihat lagi, kok kayaknya emang sengaja dibuat demikian, ya!

Jelas hal ini mengundang reaksi dari warganet. Sebagian besar menganggap hal itu norak dan memalukan. Namun, sebagian lagi menganggap sah-sah saja demi menarik perhatian banyak orang. Sebagaimana yang disampaikan pemilik akun twitter @strike_bravo_b ini yang menulis kalau demo memang tujuannya caper (cari perhatian). Kalau nggak caper ya nggak didenger.

Budi Setiawan, pemilik akun twitter @strike_bravo_b yang setuju dengan tulisan di poster itu
Budi Setiawan, pemilik akun twitter @strike_bravo_b yang setuju dengan tulisan di poster itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun