Beberapa tahun lalu, saya pernah mendapatkan DM lewat FB dari seseorang perempuan yang tinggal di salah satu kota di Indonesia Timur. Perempuan ini --sebut saja namanya Kuntum, bertanya kepada saya sebuah alamat kantor kepolisian yang ada di Palembang.
"Apa benar ini kantor polisinya ada? Dan apakah jauh dari tempat kamu tinggal?" tanya Kuntum saat itu.
Kantor polisinya sih betulan ada. Dan, letaknya juga dekat sekali dari tempat saya tinggal. Saat itu, percakapan berlangsung singkat.
Namun, beberapa waktu kemudian Kuntum kembali mengirimkan pesan yang lebih spesifik.
"Apa kamu kenal sama salah satu polisi bernama Lutung?" tanyanya. Nama si polisi tentu saja saya pelesetkan, ya! Hehehe.
Saya tidak mengenal di Lutung ini. Percakapan kembali terhenti. Namun, perlahan Kuntum mulai membuka diri, apa sebenarnya tujuan dia bertanya tentang si Lutung dan kantor polisi tersebut. Rupanya, Lutung adalah pria yang dikenalnya lewat sosial media. Mereka sudah berhubungan sekian bulan dan telah menjadi sepasang kekasih.
"Boleh saya lihat akun sosial media si Lutung ini?" pinta saya.
Terus terang saya penasaran. Niatnya sih mau dikasih lihat ke kakak ipar yang kebetulan berdinas di kantor yang sama. Namun, saat melihat akun Fbnya, dengan mudah saya mengetahui jika itu akun palsu. Muka si Lutung ini pun familiar. Setelah saya cek, benar saja, itu adalah foto mantan artis yang beralih profesi jadi polisi.
Dengan berat hati, kabar itu saya sampaikan kepada Kuntum.
