Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Penyintas Penyakit Langka dan Mematikan dalam Buku "Metamorfosa Botulisme"

26 November 2021   16:32 Diperbarui: 26 November 2021   16:44 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: hasil pindai. Dokpri.

Tenaga medis di Jepang yang membantu proses kesembuhan Zahra. Sumber gambar IG @zahra.rabbiradlia
Tenaga medis di Jepang yang membantu proses kesembuhan Zahra. Sumber gambar IG @zahra.rabbiradlia

Kemungkinan Zahra menderita Myasthenia Gravis, namun untuk memastikannya lebih tepat, Zahra harus dirawat di rumah sakit selama 3 sampai 4 minggu.

"Dengan sisa tenaga yang ada, kucoba menangkap raut wajah suami yang mematung di sampingku. Sudah jelas terlihatm ada kekalutan yang kentara di dalam benaknya. Tentang aku dan anak-anak. Bagaimana merawat anak-anak tanpa campur tangan istri selama sebulan penuh? Ke mana harus mencari bala lantuan? Di manakah harus menitipkan anak-anak?" Hal.79.

Namun di sinilah tangan Tuhan mulai bekerja. Ada banyak sekali bantuan yang kemudian Ridho dan Zahra terima. Warga Indonesia yang tinggal di Jepang secara bergantian rela dititipan Ibrahim ketika Ridho harus bekerja. Sedangkan Salman, satu keluarga di Tokyo rela mengasuhnya selama Zahra dirawat di RS.

Zahra pun ditangani oleh tim dokter dan fisioterapi yang luar biasa. Segala macam tes dilakukan berkala untuk mencari apa sebetulnya penyakit yang ia idap. Hingga kemudian dokter menyatakan kemungkinan terbesar penyakit itu adalah Bolutisme. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang kemudian menebar racun ke tubuh.

Ini adalah penyakit yang berbahaya dulunya. Bahkan, saat terjadi Perang Dunia II, beberapa negara punya ide gila untuk membuat senjata biologi mematikan dari racun botulinum itu.

"Aku sungguh beruntung, hidup dalam kondisi ketika racun mematikan ini sudah ada penawarnya dan ditangani oleh dokter yang profesional. Bukannya menafikan, hanya saja bila aku menderita sakit ini di Indonesia, bisa jadi diagnosis yang dikeluarkan tidak tepat dan aku tidak selamat." Hal.170.

*   *   *

Ada begitu banyak perasaan yang campur aduk saat "menyantap" novel ini. Ya, walaupun sakit yang diidap oleh Zahra betul adanya, bahkan semua nama tokoh yang ada di buku ini diambil dari nama orang yang sesungguhnya, namun sebagaimana diakui oleh Zahra, "novel ini diangkat dari kisah nyata perjalanan hidupku sebagai penyintas bolutisme. Selayaknya novel, karya ini mengandung sedikit bumbu fiksi, tetapi tidak mengubah peristiwa yang sesungguhnya." Hal.218.

Zahra beserta suami dan kedua anaknya berfoto dengan buku Metamorfosa Botulisme. Sumber gambar IG @zahra.rabbiradlia
Zahra beserta suami dan kedua anaknya berfoto dengan buku Metamorfosa Botulisme. Sumber gambar IG @zahra.rabbiradlia

Tak hanya menceritakan kejadian saat Zahra sakit hingga sembuh, namun ada satu bagian di buku ini yang juga menceritakan kisah balik bagaimana dua orang ini bersatu dalam ikatan pernikahan. Dan ini bagian yang indah sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun