Dimandiin dong.... Dimandiin....
Suara lirih itu terus bergema dan terdengar dari si tokoh aku di cerpen "Suara Menggemparkan". Ceritanya, dia tinggal di lingkungan padat dan sempit. Sehari-hari dia banyak berinteraksi dengan warga sekitar, termasuk Bu Halidah, tetangganya yang baru saja meninggal dunia.
"Suara itu bernada memohon dan mengiba. Bulu kudukku berdiri. Aku teringat cerita yang beredar bahwa jenazah Bu Halidah tidak dimandikan dan langsung dikuburkan begitu saja. Apakah itu suara Bu Halidah dari alam lain?" Hal.15.
Bagaimana bisa satu jenazah langsung dikuburkan dan tidak dimandikan? Rupanya, kematian Bu Halidah baru diketahui warga sekitar setelah beberapa hari sehingga jenazah itu keburu busuk. Sayang, tak ada seorang pun dari warga yang mau mengurus dan memperlakukan jenazah itu dengan layak sebagai penghormatan terakhir.
Saat kemudian suara-suara menggemparkan itu muncul dan terdengar oleh banyak orang, penduduk di sekitar sana baru belingsatan dan mencari jalan keluar untuk meredamnya. Sebuah kisah yang bikin ngenes dan mengharukan.
Apalagi yang ditawarkan oleh kumpulan cerpen setebal 205 halaman ini? Salah satunya Feby berusaha "menyentil" pembaca yang terlalu mengagungkan prasangka lewat cerita sederhana berjudul "Bakso Terenak di Dunia."
Ceritanya Abdullah dan istrinya menerima pemberian bakso dari Bu Nanik, tetangganya.
"Ini bakso enak sekali. Saya sudah pernah makan bakso di mana-mana, tapi sepertinya ini yang terenak, deh, di dunia!" ujar Bu Nanik bersemangat. Hal.37.
Betapa senang Abdullah saat menerimanya. Namun, sesaat akan memakan bakso itu, muncul keraguan yang awalnya bersumber dari Annisa, istrinya.
"Aku, kok, jadi curiga, Kang."
"Ha? Curiga kenapa?"