Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudut Khusus di Neraka bagi Para Koruptor Jalan Tol

6 November 2021   13:28 Diperbarui: 6 November 2021   13:28 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu tol. Source image KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa hari lalu, saya menemukan sebuah tweet menarik dari akun @asot_2012 yang memperlihatkan ketahanan aspal di salah satu jalan yang ia capture lewat google maps. Jadi, selama 5 tahun, jalanan yang semulanya mulus sudah berubah jadi kubangan air.

Tweet tersebut mengundang banyak reaksi sehingga mendapatkan retweet sebanyak 4700 kali dan dilike sebanyak 23 ribu kali.  Mayoritas warga twitterland merasa kondisi yang diperlihatkan tak jauh berbeda dengan apa yang ada di tempat tinggal mereka. Termasuk saya sendiri.

Tweet yang saya maksud. Source image @asot_2012
Tweet yang saya maksud. Source image @asot_2012

Jalanan tempat tinggal saya bahkan tak harus menunggu 5 tahun untuk rusak. Saat kami, sebagai warga harus "maklum" dengan kondisi jalan, betapa senang saat awal tahun lalu jalanan yang banyak berlubang diperbaiki/diaspal. Sayangnya dalam beberapa bulan saja aspalnya sudah terkelupas.

Sejak awal, dari kacamata orang awam seperti saya saja, sudah keliatan jika kualitas aspalnya sedemikian buruk. "Untungnya" aspal-aspal itu nggak sampai terkelupas dengan tangan seperti video yang ada di bawah ini.


Walau, tetap saja, jadinya masyarakat umum seperti saya yang dirugikan. 76 tahun Indonesia merdeka, rasanya keinginan warga kecil seperti saya dalam mendapatkan jalanan berkualitas baik rasanya tak berlebihan, bukan?

Ironisnya lagi, dalam sebuah perbincangan santai bak di warung kopi, secara berkelakar, seorang kerabat berkata, "kalau jalannya lama rusaknya, orang-orang proyek akan kehabisan job untuk kerjaan ke depan." Miris.

Apa Kabar Tol Palembang-Lampung?

Selama ini, saya merasa jalan tol itu "hanya" kemewahan yang diperuntukan di Pulau Jawa saja. Namun, betapa senangnya saat kemudian proyek raksasa pembuatan tol Palembang-Lampung digulirkan bahkan kini sudah rampung dan dapat digunakan.

Saya pernah bercerita pengalaman seru saya menjajal tol jalur pendek Palembang-Inderalaya 3 tahun lalu di Kompasiana. Betapa senangnya, jarak tempuh yang semulanya bisa 1 jam lebih (apalagi kalau macet, bisa lebih lama), kini dengan adanya tol tersebut dibutuhkan waktu 15 hingga 20 menit saja! Luar biasa.

Sayangnya, saya belum berkesempatan "mencicipi" tol Palembang-Lampung. Namun, ibu dan adik saya sudah merasakannya saat mengunjungi Lampung awal Oktober lalu. Secara garis besar mereka senang dengan adanya tol itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun