Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Belajar Lebih Peduli terhadap Bumi dari Sebuah Perjalanan

23 Oktober 2021   16:24 Diperbarui: 24 Oktober 2021   09:55 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran pengaruh sampah terhadap emisi karbon. Sumber shutterstock 

Tentu saja tidak semua bahan yang mereka butuhkan dapat diproduksi sendiri. Beberapa bahan lain akan mereka beli di pasar. Tapi, paling tidak mereka mengkonsumsi bahan makanan lokal bukan impor.

Jika mau makan ikan, penduduk di Tidore tinggal memancing. Dokpri.
Jika mau makan ikan, penduduk di Tidore tinggal memancing. Dokpri.

Sayur dan buah lokal yang ada di Pasar Gede, Solo. Beli hasil lokal adalah salah satu cara mengurangi emisi karbon. Dokpri.
Sayur dan buah lokal yang ada di Pasar Gede, Solo. Beli hasil lokal adalah salah satu cara mengurangi emisi karbon. Dokpri.

"Memangnya kenapa kalau impor?"

Jelas, bahan makanan yang dikirimkan dari jauh itu artinya memakan lebih banyak bahan bakar saat didistribusikan. Belum lagi penggunaan plastik untuk kemasannya juga lebih banyak. Untuk konsumsi pisang atau stroberi misalnya, penduduk Tidore biasa menanamnya sendiri. 

Jelas lebih murah terlebih jika dibandingkan harus impor pisang dan stroberi dari luar negeri, kan. Secara kualitas pun tidak jauh berbeda, bukan?

Soal menanam ini untungnya sudah lama dilakukan oleh kami sekeluarga di rumah. Beberapa bumbu dapur (lengkuas, cabai, kunyit, dsb) dan buah (nangka, pepaya, pisang, mangga, dsb) juga kami tanam sendiri. Orang tua termasuk yang suka menanam dan berkebun. Saya sih terus terang biasanya kebagian bantu menyiram aja, sesekali hehe.

Dari komposisi makanan seperti ini, ternyata CO2 yang dihasilkan setara 1 kg! Sumber gambar sustaination.id
Dari komposisi makanan seperti ini, ternyata CO2 yang dihasilkan setara 1 kg! Sumber gambar sustaination.id

Yang pasti, kami sekeluarga jarang mengkonsumsi makanan impor. Jika pun harus membeli bahan makanan, ibu biasanya akan belanja di warung atau pasar dekat rumah sambil membawa keranjang belanjaan sendiri. Lumayanlah mengurangi plastik dari pedagang.

Food Climate Research Network (FCRN) menyatakan proses produksi yang terjadi di lahan pertanian, perkebunan dan peternakan menyumbang emisi sebesar 25% dari total emisi gas rumah kaca dunia. Proses lanjutan seperti pengolahan, pengemasan, distribusi, pemasaran, penyimpanan, konsumsi hingga pengolahan limbah organiknya menyumbangkan 10% lagi dari total emisi gas kaca dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun