Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dihajar Diare Setelah Vaksin? Nggak Apa-apa Banget!

23 Juli 2021   14:19 Diperbarui: 23 Juli 2021   14:48 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kian mengganasnya covid-19, saya udah kepingin banget divaksin. Tapi kan memang harus mendahulukan orang-orang dengan skala prioritas (nakes, manula, dsb). Nah, begitu ada kesempatan untuk mendapatkan vaksin bagi masyarakat umum (dengan usia <50 tahun), saya nggak mau ketinggalan.

Beberapa hari sebelumnya, melalu fitur pesan di instagram, saya udah kontak sebuah RS di sekitaran Polda Sumsel untuk bertanya soal pemberian vaksin. Diinformasikan sama adminnya saya bisa datang Senin, (5/7) sekitar pukul 06:30. Syaratnya hanya disuruh bawa copy KTP dan alat tulis.

Di hari yang ditentukan, pukul 05:45 saya berangkat dari rumah. Saya tiba di rumah sakit tersebut sekitar pukul 6. Berbekal infromasi petugas parkir, saya diarahkan ke gedung utama yang baru selesai dibangun. Suasana sepi, dan begitu mau masuk pintu terkunci. Rupanya, masuknya dari samping bangunan.

Begitu tiba, saya kaget, ternyata sudah ramai. Kayaknya saat itu udah ada 30 sd 40 orang yang antre. Dan, saya pun langsung ikutan antre dengan cara menempati kursi di baris kedua. Ada sekitar 6 atau 7 deret. Sayangnya banyak orang yang duduk antrenya ke belakang, bukan ke samping. Dan benar saja, pembagian nomor antre dibagikan dengan menyamping. So, saya beruntung walaupun datang lebih lambat ketimbang yang lain, tapi masih bisa duduk di antrean baris ke-2.

Sempat nanya ke orang yang duduk di sebelah untuk memastikan apakah benar itu antrean vaksin, dan rupanya iya. Dari sini, saya dan rombongan lainnya hanya menunggu.

Sekitar pukul 7, petugas mulai membagikan formulir dan nomor antrean. Petugas ini sangat komunikatif. Beberapa hal penting yang ia sampaikan:

1. Dilarang keras mengambil foto/video semua proses vaksinasi, bahkan sejak dari tempat kami menunggu. Alasan yang dia kemukakan masuk akal (gara-gara ini pula saya sampe menghapus IG story yang keburu tayang). Lagian, kalau satu orang mau difoto saat proses vaksin, ini menguras waktu.

2. Jangan kaget kalau dapat nomor antrean acak. Sebab kertas nomor antrean banyak dibawa pulang oleh peserta vaksin sebelumnya. Menempati baris kedua saja saya tadi dapat nomor 99. Tapi faktanya memang saat dipanggil, banyak nomor yang kosong dan terlewati sehingga dari nomor urut 1 hingga 100, saya hanya butuh waktu menunggu sekitar 15 menit.

3. Bagi warga berusia >50 tahun tidak perlu mengantre. Tapi tetap, pendampingnya (yang menemani dan usia <50 tahun) tidak dapat pengecualian, harus tetap antre.

4. Bagi karyawan perusahaan, tidak boleh divaksin di situ sebab tujuannya untuk masyarakat umum. Saat itu ada beberapa pegawai jasa pengiriman berseragam yang datang. Mereka tidak diperbolehkan vaksin. Untungnya petugasnya kasih solusi bagi yang udah terlanjur datang: ganti baju, atau pakai jaket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun