Berada di titik habis kesabaran, Jaya akhirnya meminta cerai. Dia mendaftarkan pereceraiannya dan seketika problem rumah tangga ini menjadi isu nasional. Berita ada perempuan yang meminta cerai karena tidak adanya toilet mulai diketahui banyak orang.
Dia dihujat oleh para istri-istri yang lain. Dianggap terlalu modern dan kurang ajar.
"Jadi, kalian lebih rela menutup kepala (saat BAB) dan tak menghiraukan kemaluan kalian dilihat oleh banyak orang, huh?" teriak Jaya suatu kali. "Apa kalian tidak tahu, para lelaki menjadikan kalian sebagai olokan: oh aku tadi sempat melihat sedikit (bagian bawah perempuan), namun aku tidak tahu itu siapa (karena mukanya ditutupi), begitu?"
Jaya benar dan tak habis pikir kenapa para perempuan ini merasa bahwa BAB di lapangan terbuka itu bukan satu masalah hanya karena itu sudah jadi kebiasaan lama. Belom lagi risiko tergigit ular atau disengat kalajengking. Lalu, apakah para perempuan ini harus ketat mengatur keinginan BAB satu kali sehari saja yakni di pagi hari? bagaimana jika malam? atau sedang menstruasi?
Keshav yang sangat menyayangi Jaya pun mencari beberapa cara. Pertama, menumpang toilet tetangganya yang manula. Dikarenakan wanita tua itu tak mampu berjalan, maka disediakan toilet.
"Tapi aku tak mau terus-terusan berlakon bak pencuri hanya untuk menumpang ke toilet."
Trus, Jaya juga bahkan mencuri sebuah toilet portable di sebuah lokasi syuting. Dan, yang lebih parah, mereka berdua akan ke stasiun, menumpang kereta yang berhenti selama 7 menit hanya untuk ke toilet.
Oh sungguh pelik.
Keshav juga bahkan menemui anggota dewan yang dia tahu bahwa pernah ada dana untuk bikin toilet. Lantas ke mana dana itu? apakah dikorupsi?
Dan yang menjadi fokus lagi dari film ini ialah apakah Jaya dan Keshav benar-benar akan bercerai?
