[Spoiler rate: 30%]
Saat merasakan adrenal fatigue/kelelahan berkepanjangan, Craig Foster memutuskan menyelam dan mengeksplorasi hutan rumput laut di False Bay, lokasi terpencil yang ada di Cape Town, Wastern Cape, Afrika Selatan.
Berada di air yang dingin, dalam keheningan bawah laut dan sentuhan-sentuhannya terhadap semua hewan dan tumbuhan yang ia temui, ternyata berdampak baik terhadap fisik dan jiwanya.
Craig secara rutin mulai menyelam terlebih saat dia kemudian bertemu seekor gurita berukuran besar, Craig memutuskan untuk mendokumentasikan kegiatannya itu dan fokus mengamati si gurita ini.
Mula-mula, dia menjaga jarak. Gurita masih merasa dia sebagai ancaman. Tiap kali Craig mendekat, gurita ini akan bersembunyi di sela karang, tak ubahnya saat si gurita bertemu dengan hewan predator.
Namun ternyata hanya butuh satu minggu untuk kemudian gurita ini perlahan mendekat. Siphon (lubang kecil yang berada di lengan gurita) mulai meraba-raba tangan Craig yang terulur. Siphon-siphon itu bergerak mengeksplorasi kulit Craig hingga kemudian gurita keluar sarang, "melompat" dan melekat sepenuhnya di tubuh Craig.
Gurita adalah hewan nokturnal. Mereka lebih aktif berburu di malam hari. Walau begitu, bukan berati saat siang mereka akan tidur seharian. Nah, pergerakan gurita inilah yang kemudian menjadi fokus utama Craig. Sepeti bagaimana gurita beradaptasi terhadap lingkungan, atau bagaimana gurita berklamufase jika ada musuh yang mendekat.
Dikenal sebagai hewan yang pintar, maka di film berdurasi 85 menit ini, kita sebagai penonton akan ditunjukkan tingkah laku menakjubkan dari si gurita.
Craig membuat film ini dengan pendekatan yang personal. Dia turun ke laut, setiap hari, selama setahun hanya untuk menyapa teman barunya itu (dan tentu saja turut mengamati). Dengan gaya dokumenter semacam ini, saya sebagai penonton pun ikut merasa dekat.
Di beberapa situasi, saya dapat memahami perasaan Craig saat berada di situasi terjepit. Di satu sisi, dia ingin membantu gurita yang tengah kesusahan, namun di sisi lain, dia tahu jika itu dilakukan, maka ada tatanan kehidupan bawah laut yang rusak akibat campur tangan dia sebagai manusia.
Sesuai judulnya, My Octopus Teacher, film ini memang mengajarkan kita -sebagai penonton, banyak hal. Yang paling utama, jelas bahwa kita harus menjaga lingkungan sebab bumi ini tak hanya diisi oleh manusia, namun juga makhluk hidup lain.