Walau baru berusia 10 tahun, kecintaan Johannes "Jojo" Betzler (Roman Griffin Davis) terhadap Adolf Hitler si pimpinan Nazi begitu tinggi. Bahkan, ibunya -Rosie (Scarlett Johansson) berkata, "dia sangat fanatik (terhadap Hitler)."
Jojo hidup saat Perang Dunia II tengah terjadi. Makanya, walaupun masih kecil, bersama anak seusianya Jojo sudah dibekali pelatihan militer. Sayang, dia sering diolok dan dianggap pengecut terkait keberadaan ayahnya yang tidak jelas. Hanya Yorki (Archie Yates) satu-satu sahabat yang mengerti dirinya.
Banyak atribut berbau Nazi tertempel di dinding kamarnya. Bahkan, saking tergilanya terhadap Hitler, dia memiliki teman imajiner yakni si Adolf Hilter yang diperankan oleh Taika Waititi yang juga menjadi sutradara film ini.
Sahabat imajinernya inilah yang kerap menyemangatinya. Dia ingin dianggap sebagai anak yang pemberani dan berjiwa kesatria.
"Seperti apa jalan pikiranmu?" tanya Hitler.
"Ular."
"Seperti apa badanmu?"
"Serigala."
"Seperti apa keberanianmu?"
"Panther."
Hampir setiap hari ada orang Yahudi yang digantung di alun-alun kota. Jojo, yang sangat Nazi jiwanya pun termakan dogma bahwa Yahudi itu jahat dan harus dibasmi.
Siapa sangka, di sebuah ruang rahasia di rumah mereka, sang ibu ternyata menyembunyikan seorang gadis Yahudi. Gadis bernama Elsa (Thomasin McKenzie) itu sudah bertahun-tahun tinggal satu rumah dengannya tanpa ia ketahui.
"Kenapa? kau mau melaporkan keberadaanku? silakan saja. Toh, ibumu berarti juga dapat dibunuh karena sudah menampungku," jawab Elsa.
Benar, saat itu tak hanya kaum Yahudi yang dibunuh namun orang-orang yang diketahui melindungi juga akan bernasip yang sama. Nah, dilema Jojo terhadap keberadaan Elsa inilah yang menjadi sorotan utama dalam film ini.
FILM PERANG PENUH TAWA
Namanya juga film komedi. Apalagi, sutradaranya ialah Taika Waititi yang terkenal dengan karya-karyanya yang nyentrik dan absurd.