Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hilangnya Adab Saat Mengantre di Mesin ATM

9 April 2019   11:29 Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:30 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source image: KOMPAS/ALIF ICHWAN (AIC)

Pernah antre di ATM lalu merasa kesal dengan perilaku orang yang menggunakannya? Kayaknya semua orang pernah berhadapan dengan keadaan seperti itu ya. Apapun banknya, mau Mandiri, BNI, BRI atau bank lainnya, saya kira kondisinya hampir sama dengan apa yang akan saya ceritakan ini. 

Tak terkecuali saya yang menghadapi situasi tak mengenakkan saat antre di ATM di hari Sabtu, 6 April 2019 lalu, tepatnya di ATM BCA Cabang Seberang Ulu, Palembang.

Karena Sabtu bank tidak beroperasi, mau tak mau saya harus menggunakan ATM setor tunai untuk menyetorkan sejumlah uang. Kebetulan di BCA Cabang Seberang Ulu, hanya terdapat 3 mesin ATM. Satu di antaranya ATM Non Tunai (No.1), dan dua sisanya lagi adalah ATM Setor Tunai (No.2 dan No.3)

Saat saya tiba, nampak ATM No.2 dan No.3 tengah digunakan oleh 2 orang perempuan. Di depan saya ada 2 orang laki-laki lain yang tengah mengantre. Lelaki pertama sebut saja Budi. Lelaki kedua sebut saja Doni. 

Budi mengambil inisiatif untuk membuat pola antrean hanya 1 jalur. Jadi, Budi berdiri di tengah-tengah ATM No. 2 dan No. 3. Ini adalah contoh antrean yang tepat, karena siapapun pengguna ATM No.2 dan No.3 yang selesai duluan, maka Budi akan menggunakannya.

ATM di BCA Cab Seberang Ulu. Gambar milik pribadi.
ATM di BCA Cab Seberang Ulu. Gambar milik pribadi.

Saya berdiri sekitar 5 menit dan menunggu. Saya perhatikan, perempuan di ATM no.2 dan no.3 saling kenal. Sepertinya ibu dan anak, soalnya gesture perempuan muda di ATM No. 3 sedikit-sedikit menoleh ke ATM no. 2 yang berada di sebelahnya. Jika mereka tidak ada hubungan keluarga, pasti sudah diprotes dong sama pengguna ATM No.2.

Lelaki di depan saya --si Doni, nampak gelisah. Sepertinya si Doni ini sudah menunggu jauh lebih lama ketimbang saya. Benar saja, tak lama kemudian Doni memutuskan untuk pergi dari sana akibat terlalu lama menunggu. Di sisi lain, di belakang saya pun sudah ada 3 atau 4 orang lain yang juga menunggu untuk menggunakan ATM tersebut.

Saya perhatikan perempuan ATM no. 3 ini menyetorkan cukup banyak uang. Itu terlihat dari kantong coklat yang ia bawa, jelas ada puluhan juta uang di sana. Seketika saya berpikir, "Duh, bakalan lama ini." Kayaknya mereka baru akan berhenti jika uang sudah berhasil disetorkan semuanya.

Tak lama ATM No. 3 mendadak tidak bisa digunakan. Entah karena kepenuhan, atau ada problem lainnya saya tidak tahu. Yang bikin saya mendadak emosi ialah saat perempuan ATM No. 3 berpindah posisi ke ATM No. 2 dan berniat memberikan uangnya ke perempuan yang ada di ATM No. 2. Melihat hal itu, saya langsung protes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun