"Siapa di sini yang gabung di grup WA keluarga dan memutuskan untuk keluar karena banyaknya hoax yang beredar di sana?"
Itu adalah salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Deddy Huang, salah satu pemateri dalam di diskusi bertajuk "Positif Bermedia Sosial" yang diadakan oleh Kompal (Kompasianer Palembang) bekerja sama dengan Yayasan IBA, Sabtu, 16 Maret 2019 lalu bertempat di salah satu aula yang ada di Universitas IBA.
Saya, sebagai salah satu peserta yang hadir, merespon pertanyaan itu dengan tertawa. Bagaimana tidak, saya adalah salah satu contoh orang yang terpaksa hengkang dari grup WA keluarga saking tidak tahannya dengan gempuran hoax yang beredar di sana.
"Wow, ditemukan seekor naga putih di Penang, Malaysia."
Ujar salah satu anggota grup WA keluarga, lengkap dengan link berita dan beberapa foto yang menunjukkan seekor naga putih yang setelah saya telusuri ternyata barang properti pertunjukan drama.
Saya pribadi, saat melihat itu semua jadi miris. Ini yang share para mamang-mamang alias om-om saya yang notabanenya bukan orang bodoh sebetulnya. Tapi ntah kenapa, jari mereka begitu lincah menyebarkan berita bohong/hoax yang mereka temukan dari berbagai sumber di dunia maya.
Penemuan naga dan berita meninggalnya Mr.Bean adalah salah dua contoh hoax "ringan" yang dengan mudah saya bantah. Tentu dengan memberikan link-link yang memuat informasi bahwa berita yang sebelumnya mereka bagikan ke WAG itu adalah hoax belaka.
Nah, di saat mendekati pilpres ini, hoax yang ada di WAG semakin gencar dan beragam. Saya yang berbeda pilihan capres dengan mayoritas anggota di grup itu semakin gerah takkala hoax yang mereka bagikan bukan lagi sebatas berita bohong, tetapi juga sudah bermuatan fitnah.
Saya --si ponakan yang (mungkin dianggap) sok pintar dan kurang ajar ini, masih beberapa kali membantah hoax dan fitnah yang mereka bagikan dengan memberikan informasi yang benar. Tapi, jujur saja, lama-lama saya bosan dan lelah sendiri. Hingga kemudian, pada satu titik, saya memutuskan untuk keluar dari grup WA keluarga tersebut. Toh saya berhak menjaga kewarasan diri saya sendiri, bukan?
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dokter Posma Siahaan di forum yang sama. Sebagaimana profesi yang dijalankan, ternyata Dokter Posma juga kerap berhadapan dengan hoax-hoax semacam itu. Khususnya yang menyangkut dengan dunia kesehatan.