Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Cerpen Anak] Ketika Ara Mogok Puasa

30 Mei 2018   03:58 Diperbarui: 30 Mei 2018   04:17 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Eh ini Ara dan Gara ya? Sudah besar ya," sahut Bu Haji sambil menyalimi dan mengusap-usap kepala Ara. "Ini yang suka ngaji di masjid bukan?"

Mendengar pertanyaan itu Ara mengangguk. Selanjutnya, Ara menyimak perbincangan antara papa dan Pak Haji. Intinya, makanan dan minuman yang mereka bawa akan diberikan untuk buka puasa anak-anak.

Ara masih bingung. "Bukannya anak Pak Haji sudah besar? Lagian mana sanggup makan sebanyak itu," pikir Ara.

Setelah mengucapkan terima kasih, Pak Haji malah langsung menawarkan diri kepada papanya. "Hayo pak, kita langsung saja ke rumah belakang. Bapak langsung berikan kepada mereka, ya! Dan nanti kita berbuka puasa bersama di sana."

Mereka semua bergegas menuju jalan kecil yang berada di samping rumah Pak Haji. Ara mengikuti dari belakang. Betapa herannya Ara, ternyata di bagian belakang rumah Pak Haji terdapat beberapa bangunan yang berjejer rapi.

"Ini tempat apa, ma?" tanya Ara.

"Ini panti asuhan yang dikelola oleh Pak Haji, sayang," jawab mama. "Sebagian besar yang tinggal di sini anak yatim piatu. Ada juga yang orang tuanya tidak mampu dan lantas menitipkan anaknya ke sini."

Melihat keheranan di ekspresi Ara, Gara lantas mendekat dan membisiki sesuatu, "Stt, yatim piatu itu artinya sudah tidak punya bapak dan ibu lagi."

Mendengar itu Ara hanya bisa terdiam.

Begitu tiba di salah satu ruangan, Ara mendapati ada banyak sekali anak-anak yang berkumpul. Beberapa ada yang seusia dengannya. Ara mengenali dua diantaranya. Ini lantaran ia sering berpapasan ketika pulang sekolah. Namun Ara tidak tahu siapa namanya. Sebagian lagi, anak-anak itu sepantaran dengan abangnya.

"Ini dia anak asuh kami, Pak Agus," kata Pak Haji kepada papanya Ara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun