Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma

"Yoga di Saat Sahur, Eh Bukannya Yoga Itu Diharamkan?"

18 Mei 2018   14:53 Diperbarui: 18 Mei 2018   15:09 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit-langit Masjid Nabawi. (Foto milik pribadi)

Bagi sebagian orang, (bangun) sahur adalah salah satu bagian terberat saat menjalankan ibadah puasa. Ibaratnya nih, lagi enak-enaknya tidur kok ya "dipaksa" bangun dan makan, wong masih ngantuk dan kenyang, kok!

Saya pribadi, jika melakukan puasa sunnah, biasanya hanya bangun sebentar untuk minum dan makan beberapa potong biskuit. Kadang juga kebablasan hingga azan subuh terdengar. Saya pribadi jarang sarapan. Namun, jika Ramadan tiba, hampir selalu saya melakukan sahur. Ya, hitung-hitung menjalankan "ritual" spesial bareng sama keluarga.

Sebelum ngomongin lebih lanjut tentang aktivitas seru saya saat sahur, kita harus tahu dulu apa sih manfaat sahur itu. Nih ya, sahur itu berarti menjalankan sunnah. Enak toh, udahlah makan, kenyang eh berpahala pula. Dengan menjalankan sahur itu artinya menambah kekuatan fisik saat menjalankan ibadah puasa. Jadinya lebih enteng berpuasanya, gak mudah marah-marah --uhuk.

Lagian, mumpung udah kebangun, ya sekalian aja shalat tahajud dulu sebelum makan. Sepertiga malam adalah salah satu waktu terbaik untuk terkabulnya doa. Dari segi kesehatan, sahur juga bermanfaat mencegah berbagai macam penyakit terkait sindrom metabolik seperti sakit jantung, stroke dan diabetes. Ya asal makannya juga dijaga porsi dan kandungan gizinya.

Beberapa manfaat lain sahur untuk kesehatan ialah meningkatkan kekebalan tubuh, membantu keberhasilan diet, bikin lebih awet muda, mengurangi risiko alergi, terhindar dari asam urat dan gangguan pencernaan serta mengurangi risiko asma. Wuih, banyak kan manfaatnya? Jadi, tidak ada alasan untuk melewatkan sahur sebetulnya.

Aktivitas Seru Saat Sahur

Sebagaimana tulisan saya sebelumnya mengenai target di bulan Ramadan, beberapa target tersebut saya cicil atau kerjakan di waktu-waktu sahur ini. Misalnya saja target mengkhatamkan Alquran, ya, saya cicil bacanya pasca sahur sampai menunggu azan subuh tiba.

Demi mengurangi tumpukan buku, sebagaimana target saya lainnya, saya juga biasanya mencicil membaca buku. Ya diselingin aja, tergantung moodnya. Jika lagi maunya baca Alquran, ya ngaji dulu. Jika terasa baca buku lebih menarik (mungkin karena ceritanya lagi seru) ya baca buku dulu. Intinya jangan sampai ketiduran saat menuggu subuh. Bahaya kalau kebablasan hehehe.

Alquran raksasa di museum yang ada di Madinah. (Foto milik pribadi)
Alquran raksasa di museum yang ada di Madinah. (Foto milik pribadi)
Jika sudah dead style alias mati gaya, baru deh menyalakan TV. Sayangnya, acara TV sekarang cenderung seragam dan membosankan. Paling kalau sudah ada acara jalan-jalannya, saya semangat buat nonton. Beberapa stasiun TV memang menyiapkan program khusus jelajah Islam di negeri yang sangat jauh. Saya suka sekali menyaksikannya. Kadang-kadang, ditonton bareng keluarga. Walaupun jarang karena masing-masing punya aktivitas tersendiri untuk menunggu azan subuh.

Satu hal yang tidak pernah absen saya lakukan, ialah mengecek notifikasi di sosial media. Baik itu instagram, facebook atau twitter. Ya gimana, melek mata yang dilihat adalah gawai (biasanya sambil mematikan alarm). Saya juga browsing sana-sini menggunakan gawai, mencicil informasi untuk membuat itinerary atau rencana beberapa perjalanan di waktu dekat.

Olahraga Saat Sahur? Yoga, Aja!

Di luar Ramadan, saya rutin berolahraga setiap pagi. Ya, demi target timbangan geser ke kiri --walaupun sepertinya belum menunjukkan gejala kesuksesan haha. Paling tidak, saya berusaha untuk bergerak, berkeringat, sehingga badan tidak kaku dan gampang sakit.

Mungkin karena bobot tubuh yang jauh dari kata ideal (baca : gendut), saya kerap kali merasakan nyeri punggung hingga leher. Ditambah kebiasaan bekerja yang hampir 100% dilakukan di depan komputer, juga dengan kebiasaan memegang handphone atau buku di posisi yang salah, akibatnya punggung saya menjadi sakit.

Suatu hari, saya tak sengaja melihat video yang dibagikan oleh seorang teman di facebook. Video Idan Kirshner yang (sepertinya) seorang instruktur Yoga. Di salah satu videonya, secara khusus Idan membagikan tips beberapa gerakan yoga yang dapat dipraktikkan untuk mengurangi nyeri punggung dan leher.

Saya biasa mempraktikkannya setelah berolahraga pagi, misalnya sehabis jogging atau bersepeda. Namun, karena berpuasa, lari dan bersepedanya saya pindahkan menjadi sore hari menjelang berbuka puasa. Namun, yoga sederhana ala Idan ini masih saya praktikkan. Lumayan, soalnya saya merasakan langsung dampaknya. Nyaris punggung dan leher saya tidak pernah sakit lagi sejak berolahraga ini.

Berikut adalah beberapa gerakan yoga yang dimaksudkan. Untuk melihat gerakan secara utuh, dapat disaksikan di video ini.

Tulang dan otot terasa ketarik jika melakukan gerakan ini. Foto oleh Idan Kirshner
Tulang dan otot terasa ketarik jika melakukan gerakan ini. Foto oleh Idan Kirshner
Dari pinggang hingga leher, terasa pergerakan ototnya. Foto oleh Idan Kirshner
Dari pinggang hingga leher, terasa pergerakan ototnya. Foto oleh Idan Kirshner
Favorit saya. Dengan menggunakan tumpuan, begitu selesai badan jadi enak banget. Foto oleh Idan Kirshner
Favorit saya. Dengan menggunakan tumpuan, begitu selesai badan jadi enak banget. Foto oleh Idan Kirshner
Yoga Itu Haram. Benar, kah?

Saat tahu oleh seorang tante bahwa yoga (dianggap) haram, saya kaget dan berfikir, "masa sih, kan itu olahraga?" dan langsung googling sana-sini hingga nemulah info keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dimana hasil ijtima ulama komisi fatwa se-Indonesia di Padang, Sumatra Barat 2009 lalu menyatakan bahwa, pertama, yoga yang murni ritual dan spriritual agama lain, hukum melakukannya bagi orang islam adalah haram.

Kedua, yoga yang mengandung mediasi dan mantra/spiritual ajaran agama lain hukumnya juga haram, sebagai langkah preventif (saad al-dzari'ah). Dan yang ketiga, yoga yang murni olahraga pernafasan untuk kepentingan kesehatan hukumnya mubah (diperbolehkan, namun lebih baik ditinggalkan).

Sebagai penguat, saya sempat juga mencari tahu sikap MUI negara tetangga --Malaysia dalam menyikapi yoga ini. Dari informasi yang saya dapatkan, Majelis Fatwa Kebangsaan Malaysia (MFKM) mengumumkan bahwa yoga itu haram jika dilakukan secara sistematik yakni terdiri dari gerakan fisik, membaca mantera (doa-doa agama lain) dan meditasi yang menyatukan diri manusia dengan Tuhan.

Sumber gambar www.fianz.com
Sumber gambar www.fianz.com
Well, karena menurut hemat saya gerakan yoga Idan yang saya praktikkan tidak secara sistematis menjalankan ketiga poin itu, maka Insyaallah tidak mengapa. (kembali ke poin ketiga keluaran MUI). Gerakan yang saya lakukan itu murni untuk kesehatan. Toh, saya tidak melakukan membaca mantera atau doa apapun untuk melakukannya.

Saya juga melakukannya di sembarang waktu, gak harus saat matahari terbit seperti yang orang Hindu lakukan (dan diyakini jadi salah satu waktu ritual) Lalu, saya tidak berusaha untuk berkomunikasi dengan Allah swt melalui gerakan-gerakan itu. Kau mau komunikasi sama Allah swt mah sholat atuh hehehe.

Ada yang punya problem dengan nyeri punggung dan leher? Jika mau melakukan apa seperti yang Idan sarankan, ya, monggo saja. Jikapun merasa kurang pas ntah karena gerakannya terlalu susah atau alasan kaidah, saya juga tidak memaksa. Kembali ke pribadi masing-masing.

Semoga ibadah kita semua lancar dan mendapat keberkahan dari Allah Swt, ya! Amin.

kompasiana.com
kompasiana.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun