Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Child Free, Mosok Se?

9 Februari 2023   10:27 Diperbarui: 9 Februari 2023   10:37 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/keluarga kecil ceria (source: skata.info)

Child Free, Mosok Se? - Biaya hidup memang mahal terutama bagi mereka yang terbiasa tinggal di kota besar dan sekitarnya termasuk kota satelit ibukota dan kota industri. Lantas yang murah meriah apa ya? 

Buat hidup sendiri saja susah apalagi buat hidup berbanyak dalam satu keluarga, dengan istri dan tambahan anak-anak.

Bayangkan saja kebutuhan rumah tangga dengan berbagai perniknya, mulai dari kebutuhan sandang (pakaian yang dikenakan saban hari), pangan (makanan yang terhidang dalam keseharian) dan papan (rumah tinggal yang layak dan milik sendiri), kebutuhan akan kesehatan terutama apabila si anak atau anggota keluarga sedang sakit.

Belum lagi biaya sekolah yang mahal, kalaupun uang sekolahnya gratis, baju dan peralatan sekolah serta buku-buku yang harus dipenuhi dan lain-lain nilainya juga cukup menguras saldo rekening.

Apalagi jika sekolah yang dimaui dengan kualitas yang memadai, semakin tak terjangkau saja.

Trend Baru Itu Bernama Child Free, 

Ditunjang dengan karir yang bagus dengan salary yang menjanjikan bagi kedua pasangan (suami istri) serta tak mau diusik/diganggu dengan kehadiran sang buah hati, konsep bahagia dengan menikmati hidup hanya berdua saja kemana-mana dengan pasangan (suami/istri).

Tapi apa iya hanya karena itu pasangan muda modern generasi y dan z memutuskan untuk child free? Diperlukan kajian mendalam tentang fenomena ini, sekedar trend, gaya hidup atau sudah masuk pada ranah prinsip hidup.

Penulis berharap fenomena ini hanya trend sesaat ngikut gaya hidup "kebarat-baratan" setelah itu hilang atau seandainya masih maksa ada hanya mereka segelintir pasangan muda modern generasi y dan z.

Selebihnya sebagai pasangan muda yang kembali ke kodrat awal, tujuan mereka menikah untuk mendapatkan keturunan dan membangun generasi beriman serta sebagai penyenang hati dan menjadi imam/pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

Baca juga: The Real Rich

Semoga dengan benteng terakhir dari sisi budaya dan agama mampu mengingatkan kembali pasangan muda untuk melahirkan generasi penerus yang berkualitas. 

Masih banyak pasangan muda di tanah air, kita sebut saja dengan pasangan muda "konvensional", sebagai antonim dari pasangan muda modern berprinsip child free. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun