Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ada Hadiah Pernikahan karena Tidak Ada Resepsi

5 Februari 2023   09:30 Diperbarui: 5 Februari 2023   09:41 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak Ada Hadiah Pernikahan Karena Tidak Ada Resepsi -- Antimainstream di pernikahan masa depan. Perjalanan membina mahligai rumahtangga di awali sejak sahnya akad nikah, kemudian acara kecil dengan  mengundang makan keluarga/saudara dekat dan tetangga terdekat sebagai ungkapan syukur dan pemberi kabar bahwa pernikahan telah secara sah dilaksanakan.

Sedangkan resepsi "geden" bukan suatu keharusan. Lebih baik duitnya yang bejibun itu diberikan sebagai hadiah pernikahan. Bisa untuk membeli rumah beserta perabotan bahkan sebagai modal usaha atau berinvestasi untuk masa depan calon mempelai.

Hadiah pernikahan lainnya jangan memberikan hadiah pernikahan dengan mewariskan hutang uang kepada mempelai berdua atas pelaksanaan perhelatan resepsi pernikahan.

Dari perspektif tamu undangan. Di negeri kita tercinta ini terdapat beberapa bulan yang afdol untuk penyelenggaraan perhelatan pernikahan.

Sehingga ketika "bulan baik" itu datang berbondong-bondong hingga tak terhitung berapa kartu undangan fisik yang tergeletak diatas meja kerja belum lagi ditambah undangan pernikahan dalam bentuk online, baik dari kerabat, orang yang kita kenal, maupun dari orang-orang yang kita hanya mengenal sepintas.  

Hadiah pernikahan, mau diwujudkan barang, logam mulia maupun sejumlah nominal uang dengan cukup dimasukkan ke dalam amplop, tentunya telah ada budget masing-masing.

Budget untuk kerabat, untuk teman, untuk orang yang sepintas dikenal, untuk atasan, untuk bawahan, untuk lobbying atau seseorang yang nantinya kita berharap bantuannya, belum lagi kalau yang mengundang tergolong orang yang "mampu" atau orang kaya, besar kecil nominal hadiah pernikahan jelas akan berbeda menurut skala prioritas dan kepentingannya. Tak bisa dipungkiri.

Kalau sudah begini yang pusing bukan hanya yang punya gawe pernikahan, tamu undanganpun berpikir tujuh keliling untuk memilih dan memilah mana yang menjadi prioritas yang wajib dihadiri, meskipun semua undangan harusnya tanpa terkecuali wajib untuk didatangi.

Yang punya gawepun lebih pusing lagi, dengan anggaran yang terbatas sementara undangan yang diundang melebihi kapasitas.

Atau bisa jadi anggaran yang tanpa batas tetapi sarana dan prasarananya tidak mendukung alias terbatas misal keterbatasan daya tampung gedung untuk acara resepsi pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun