Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikah dan (Segera) Hamil

30 Januari 2023   12:05 Diperbarui: 30 Januari 2023   12:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/pasangan muda dengan hasil test positif (sumber: id.theasianparent.com)

Menikah dan (Segera) Hamil -- Kilas balik di duapuluhan tahun yang lalu. Menikah di usia yang kata orangtua agak terlambat, di usia yang sudah tidak muda lagi. "Ach bodo amat" pikirku kala itu.

Ada benarnya juga nasehat para orangtua kepada generasi muda. Menikah di usia muda, di rentang setelah lulus kuliah S1 atau awal usia 20-an hingga dibawah usia 27 tahun.

Dalam kondisi mandiri secara ekonomi, fisik (kesehatan) yang prima dan mental sedang proses bertumbuh, memang semacam keharusan menurut penulis. 

Baca juga: The Real Rich

Mau nunggu apalagi sementara restu kedua orangtua sudah di dapat. Lagian kelamaan bersama akan lebih mendekati perbuatan zina. Mending dihalalin saja.

Siklus hidup manusia, lahir, menjadi anak-anak, sekolah, tumbuh remaja menuju ke dewasa, lulus kuliah, bekerja, berumahtangga dengan menikah dan punya anak, punya rumah, punya mobil, aset melimpah, kemudian menjadi orangtua dengan anak menantu dan cucu-cucu yang lucu, dan  seterusnya hingga wafat.

Pasangan muda yang baru 3 bulan menikah, sang istri dinyatakan positif hamil dan bakal punya momongan. Kehidupan yang ideal banget. Faktanya tidak semua menjalaninya sesempurna itu.

Fulan dan fulanah menikah disaat usia mereka tidak muda lagi, sang pria berusia 30 tahun dan si perempuan berusia 27 tahun.

Hingga duabelas bulan sejak akad nikah dan resepsi digelar, yang ada hanya rasa cemas, stres dan putus asa karena tak kunjung hamil. Jelasnya suasana hati yang tidak bagus dapat berpengaruh terhadap kesuburan (kualitas sperma dan sel telur) dan program hamil.

Sampai bosan membeli testpack kehamilan, selama duabelas bulan di PHP sama testernya.

Belum lagi pertanyaan-pertanyaan yang di ucapkan orang-orang sekitar, ngeri dan nyaris membuat emosi. "Sudah hamil belum?", "Kapan punya anak?", "Sudah ada isinya belum?" (memang tahu isi?, hehehe), "Jangan-jangan kamu man*ul" (yang ini jelas tidak diucapkan di depan orangnya tetapi di forum gibah nasional, hehehe).

Tak kurang permohonan taubat, ampunan atas segala dosa di masa lampau serta doa kepada Sang Khaliq telah dipanjatkan di setiap kesempatan waktu sholat.

Menginjak bulan keempatbelas, introspeksi dan mawas diri serta menelaah apa yang sebetulnya kurang, akan diperbaiki demi segera mendapatkan momongan. Memperbaiki pola dan kualitas bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari termasuk asupan nutrisi tinggi bagi kedua pasangan, benar-benar dijalankan.

Ikhtiar yang lain dengan cara melengkapi pengetahuan dengan bertanya kesana kesini/berkonsultasi kepada para ahli obstetri dan ginekologi atau obgyn kebidanan dan kedokteran serta membeli banyak buku terkait program kehamilan.   

Ini dokter kandungan kedua yang ditemui, salah satu dokter spesialis obgyn senior memberikan advice setelah hampir 45 menit lamanya berkonsultasi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan dengan bantuan peralatan kedokteran yang canggih pada masanya serta hasil diskusi dan berkonsultasi.

Tidak ada masalah dengan kualitas kesuburan pasangan berdua. Hanya saja dari pihak perempuan memiliki rahim yang pendek sehingga setiap kali terjadi proses pembuahan, sperma tidak dapat mencapai ovarium (indung telur) dan kembali keluar/dimuntahkan, sehingga proses pembuahan menjadi gagal.

Seorang dokter kandungan senior yang tenang, selalu memperhatikan dan mendengarkan setiap keluhan pasien. Setiap perkataannya memberikan semangat dengan advice yang positif. Setelah untuk yang kesekian kalinya berkunjung dan periksa serta konsultasi obgyn demi segera hamil.

Ada satu advice menarik yang beliau sampaikan, agar setiap kali selesai berhubungan kedua kaki sang istri diangkat dan digantung sementara pinggang diganjal dengan bantal dengan posisi tubuh menengadah keatas selama mungkin hingga subuh jika tidak mengganggu kenyamanan istirahat.

Advice sang dokter dijalankan sebagai bentuk ikhtiar demi program hamil.

Alhamdulillah, bulan depannya hasil testpack ingkar janji dari kebiasaan yang selalu negatif, kali ini ini hasil testpack positif hamil. Pengalaman Program Hamil dengan ikhtiar yang tidak biasa, disertai dengan bermunajat kepadaNya.

Menikah dan (segera) hamil. Akhirnya amanah itu tiba, dengan dititipi anak-anak bahkan hingga anak ketiga.

***

nikmati yang tersaji sebagai bentuk syukur kami 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun