Mohon tunggu...
Omjay Labschool
Omjay Labschool Mohon Tunggu... Guru - guru blogger indonesia

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Kerumunan Akankah Terulang?

2 November 2022   09:29 Diperbarui: 2 November 2022   09:39 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil tangkapan layar Tribun

"Sangat menyedihkan bagi saya sebagai seorang ayah yang memiliki seorang putra dan putri ... sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata betapa tidak terbayangkannya situasi ini, dan sulit untuk menerima situasi ini," katanya.

Komentar Yoon dan Lee muncul menyusul semakin kerasnya tuntutan publik akan akuntabilitas. Tetapi pejabat publik lain telah berusaha menjabarkan tragedi Itaewon sebagai kecelakaan yang tidak bisa dengan mudah disalahkan kepada siapa pun.

Kepolisian Korea Selatan mengakui bahwa respons mereka "kurang memadai"

Polisi sebelumnya mengatakan mereka mengerahkan lebih banyak petugas untuk perayaan Halloween tahun ini dibandingkan perayaan sebelum Covid.

Seorang anggota kongres pada hari Selasa (01/11) juga menerangkan bahwa karena tidak ada penyelenggara utama untuk pesta Halloween, tidak ada permintaan khusus yang dibuat kepada polisi untuk pengendalian kerumunan dan manajemen keselamatan.

"Tidak mungkin untuk meminta tanggung jawab hukum, karena tidak ada yang bertanggung jawab," kata Yoo Sang-bum, anggota Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, di radio lokal.

Belakangan, Perdana Menteri Han Duck-soo tampaknya menyuarakan komentar senada saat briefing media asing. Ia mengatakan "sulit untuk mengontrol keselamatan terlebih dahulu" untuk acara yang tidak ada penyelenggaranya.

Ia berkata pemerintah akan meninjau masalah akuntabilitas hanya setelah penyelidikan menyeluruh terhadap penyebabnya.

Namun, Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pada hari Selasa (01/11) bahwa insiden ini mengungkapkan pentingnya manajemen kerumunan dan kurangnya penelitian di Korea Selatan tentang masalah ini.

"Daripada berdebat tentang apakah acara itu punya penyelenggara atau tidak, keselamatan rakyatlah yang penting, dan kita perlu merancang kebijakan-kebijakan yang terperinci," katanya. Ia menyarankan penggunaan drone dan teknik digital lainnya untuk mengelola kerumunan di acara-acara di masa depan.

Presiden Yoon telah menghadapi banyak tekanan politik dan popularitas yang anjlok bahkan sebelum insiden itu. Polisi mengatakan mereka harus mengalihkan sebagian sumber daya mereka ke tempat lain di kota itu pada hari Sabtu malam untuk mengamankan unjuk rasa besar-besaran yang menentang pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun