Mohon tunggu...
Hanifa Omega
Hanifa Omega Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengulik Gaya Hidup Motor Matik di Masyarakat

12 Desember 2017   21:19 Diperbarui: 13 Desember 2017   09:55 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun karena beberapa pengguna motor matik merasa bahwa kendaraannya ramping atau tidak terlalu memakan tempat mereka dengan seenaknya sendiri menempati jalur sebelah kiri sehingga membuat kendaraan di belakangnya yang hendak belok kiri (karena keterangan 'belok kiri jalan terus' pada lampu apill) terhambat dengan adanya posisi motor matik tersebut sehingga terkadang menimbulkan terjadinya kemacetan lalu lintas. Kebiasaan ini timbul karena desain dari motor matik yang didesain lebih fleksibel untuk kondisi jalan macet, namun kelebihan dari desain motor ini tidak diiringi dengan pengetahuan tentang peraturan dan kesadaran dalam mematuhi peraturan lalu lintas.

Motor matik sekarang ini tidak hanya hadir dalam bentuk desain yang ramping akan tetapi sebaliknya, terdapat sebuah motor matik dengan nama N-MAX hadir dengan desain body  yang bisa dikatakan besar hampir menyerupai bentuk dari Harley. Fenomena tersebut menurut Sumbo Tinarbuko (Salah satu dosen DKV ISI Yogyakarta) merupakan sebuah 'komodifikasi lifestyle', di mana seseorang dengan status ekonomi yang dikatakan tidak tinggi bisa memiliki kendaraan menyerupai Harley dengan budget yang terjangkau yaitu dengan membeli motor matik dengan desain menyerupai Harley yaitu N-MAX. Hal tersebut dimanfaatkan oleh seseorang yang ingin menaikkan status sosialnya.

Motor matik selain sebagai alat transportasi yang memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas, menimbulkan pergeseran toleransi di masyarakat yang kadang tidak disadari. Fenomena lain dari kebiasaan pengendara motor matik bisa dilihat di jalan raya yang terdapat lampu apill. Pengendara motor matik cenderung tidak sabar ketika petunjuk hitung mundur lampu merah menunjukkan angka 2 ataupun 3 mereka langsung melajukan kendaraannya. 

Jika di depannya masih ada pengendara lain, dengan tidak sabarnya mereka membunyikan klakson. Ada juga pengendara yang menyalakan lampu sein berbeda dengan arah belok. Terdapat anggapan zaman sekarang dimana para ibu-ibu yang menguasai jalan, yang mana sering terlihat ibu-ibu melakukan kesalahan tersebut. Sehingga ketika para ibu-ibu pengendara berada di jalan, sering memberi rasa was-was pengendara lain walaupun para pengendara motor pria juga tidak luput melakukan kesalahan yang sama. 

Contoh pelanggaran yang sering dilakukan wanita pada saat menaiki sepeda motor adalah kebiasaan mereka yang berkendara dengan posisi tangan terbalik. Hal ini tentu saja berbahaya mengingat dengan menggunakan sepeda motor yang tidak sesuai dengan cara penggunaannya dapat memperbesar resiko kecelakaan. Penggunaan motor dengan posisi tangan yang tidak wajar ini rupanya dipengaruhi oleh ketakutan kaum perempuan terhadap kulit yang warnanya tidak merata akibat sinar matahari. Fenomena obsesi terhadap kulit putih dipengaruhi dengan adanya anggapan bahwa kulit putih yang notabene khas barat dijadikan standard ideal yang menghegemoni kesadaran bangsa-bangsa Timur, termasuk  di Indonesia.

Teknologi berupa motor matik merubah perilaku manusia, yang semula baik menjadi kurang baik, karena dipacu untuk selalu cepat. Kebiasaan mendahului dengan 'sembrono' dapat membahayakan diri sendiri maupun pengguna jalan lain.  Kehadiran motor matik juga membuat masyarakat semakin malas untuk sekedar berjalan kaki demi menjangkau tempat dengan jarak yang relatif pendek. Tidak hanya memunculkan dampak negatif, penggunaan  motor matik juga mampu memberikan dampak positif dalam kehidupan masyarakat. Berdasar wawancara yang kita lakukan dengan seorang penarik ojek online di wilayah Yogyakarta bernama 'Mohammad Bhismara' yang juga merupakan pengguna motor matik. Alasan ia menggunakan motor matik, karena motor matik lebih simpel dan praktis, jika motor mengalami kemacetan cara mengatasinya cukup mudah, bisa menggunakan gas dan remnya saja. Sedangkan kekurangannya adalah powernya tidah begitu kuat, sehingga  tidak begitu kencang.

Pengetahuan tentang barang baru menghasilkan kebudayaan baru di masyarakat. (Featherstone, Mike. 2001: 43). Gaya hidup baru seringkali lahir dari pengembangan gaya hidup sebelumnya. Hal ini juga terjadi dari penggunaan motor matik khususnya di lingkungan pedesaan. Tak jarang fungsi penggunaan motor matik diperlakukan sama seperti moda transportasi hewan (sapi/kerbau). Motor matik dianggap dapat menggantikan posisi transportasi hewan yang mampu membawa muatan yang cukup banyak sehingga tak jarang penggunaan motor matik sering tidak sesuai standard kapasitas maksimal.

Contoh umum yang sering ditemukan saat hari raya idul adha, pengendara motor yang membawa hewan kurban seperti kambing dengan motor dan lagi-lagi motor matik sering digunakan. Tidak hanya barang, banyak ditemui para keluarga memanfaatkan luas jok motor matik yang disama gunakan dengan kendaraan mobil yang dapat menampung kapasitas yang lebih besar. Keluarga-keluarga ini banyak membawa para anggota keluarganya dengan motor matik, tidak sedikit yaitu bisa melebihi 3 orang yaitu bapak, ibu, dan anak-anaknya. Kebiasaan dimana para orang tua yang menggunakan helm dibanding anak-anaknya ialah, para orang tua bepikir karena para anak yang masih kecil-kecil belum masuk ke dalam hukum sehingga dianggap masih dapat dimaafkan padahal keselamatan anak juga harus diutamakan.

Pada awal penyebarannya, motor matik lebih identik dengan kaum perempuan dikarenakan desainnya yang lebih kecil dan ringan sehingga mudah dibawa, namun seiring dengan berjalannya waktu, motor matik tidak hanya diperuntukkan untuk kaum hawa, tetapi kini tidak sedikit pula laki-laki yang menggunakan motor matik. Sifat praktis yang dimiliki motor matik itu sendiri, berbeda dengan motor gigi dan kopling yang penggunaannya lebih rumit, motor matik cenderung lebih lincah dan lebih mudah dikuasai. Berbeda dengan lelaki, perempuan cenderung lebih peduli pada penampilan bahkan tak jarang kepedulian kaum hawa pada penampilan justru lebih besar dari pada kepedulian terhadap keselamatan mereka. Pelanggaran-pelanggaran ini sering kali ditemukan di jalan-jalan baik itu jalan protokol maupun jalan kecil.

Fenomena lain yang dapat diamati dari penggunaan motor matik adalah bagaimana motor itu pada akhirnya dapat menjadi personal branding dari pemiliknya. Tak jarang kita dapat menemukan adanya motor matik yang dimodifikasi, baik luar maupun tampilan dalamnya. Modifikasi ini juga bermacam-macam, dari modifikasi kecil seperti penambahan aksesoris hingga modifikasi yang mengubah bentuk motor matik itu sendiri. 

Pelaku modifikasi ini pun tidak sebatas pada kaum pria, kaum wanita juga sering didapati melakukan modifikasi pada motor mereka contohnya sering ditemukannya ibu rumah tangga yang memodifikasi motor mereka dengan menambahkan keranjang. Selain mempermudah modifikasi ini tanpa sadar memberikan informasi lebih ke orang lain tentang pemilik dari motor matik tanpa harus melihat langsung pemiliknya. Dalam buku The Collective Search for Identity, Orin Klap menulis secara tegas identitas meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri-statusnya, nama, kepribadian, dan masa lalunya. (Berger, Arthur Asa. 1984: 125).             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun