Sejak Minggu, 2 Desember 2018, tvOne mendapat puja-puji dari mayoritas penonton tv nasional. Betapa tidak, televisi yang bermarkas di Pulogadung, Jakarta Timur, ini cuma satu-satunya tv berita yang menayangkan siaran langsung Reuni 212 secara utuh. Sementara tv berita lain, tidak. Sejumlah cuitan dari netizen, membuktikan hal tersebut.
"Terima kasih banyak sodara muslimku @karniilyas, tetap pegang teguh idealisme, kejujuran, kebenaran, itu yang nanti akan Anda bawa dihadapkan Tuhanmu..." - @sitinurulch
"Ruang publik itu milik publik, jadi harus disiarkan ke publik lagi bukan sebaliknya. tvOne memang top..." @elangbc
"Tekanannya pasti besar, tapi tvOne maju terus melawan arus dimana media lain lebih cenderung untuk bungkam. Saya yakin, pak Karni berjuang untuk itu..." @idamoy527
"Datuk, kebenaran sering kali dicaci maki. Mayoritas mereka takut resikonya, jika nekad mewartakan kebenaran. Takzim kami ke segenap crew..." @smkar.
Unsur politik dalam reuni tersebut, menjadi alasan kebijakan redaksi. Reuni 212 dianggap sudah "tidak murni" dan "ditungganggi" kepentingan politik.
Hal tersebut yang membuat Pimpinan Redaksi (Pimred) ogah menayangkan siaran langsung tersebut. Tentu saja, Pimred tak akan memutuskan hal tersebut tanpa adanya intervensi si pemilik stasiun tv.
***
Semua Jurnalis, baik Reporter, Produser, Executive Producer, apalagi Jurnalis sekelas Pimred, pasti paham, bahwa dalam jurnalistik ada yang namanya news value atau nilai berita.
Sebuah peristiwa layak diliput jika memiliki nilai berita. Sejumlah kriteria peristwa dianggap punya nilai berita antara lain apabila memenuhi hal di bawah ini.
Sebetulnya penulis tak mau mengajarkan pada para Jurnalis, apalagi Pimred. Mereka pasti sudah hafal di luar kepala. Namun, tak ada salahnya jika penulis mengingatkan kembali.