Tiba-tiba mata Prastowo Kristianto berkaca-kaca. Bahkan tak terasa, sudut matanya sudah basah, akibat air mata yang tak bisa dibendung. Sebagai Program Director (PD), di tengah suasana haru, ia tetap memerintahkan pada camera person (campers) untuk terus mengambil bendera merah putih yang perlahan-lahan naik di tiang. Sesekali tangannya memencet camera yang mengambil gambar close up (CU) wajah para pemain yang mata mereka berkaca-kaca saat memberi hormat pada sang saka merah putih, sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.Â
"Indonesia Raya...merdeka! Merdeka! Tanahku negeriku yang kucinta. Indonesia Raya...merdeka! Merdeka! Hiduplah Indonesia raya..."
Saat itu, bukan cuma pemain yang terharu, suasana di master control room (MCR) pun ikut-ikutan menjadi terharu. Mbah Pras, begitu panggilan para kru pada Prastowo, yang biasa menggontrol gambar lewat monitor dan switcher, berdiri. Yang berdiri bukan cuma mbah Pras, melainkan beberapa kru yang ada di MCR. Bahkan sebagian dari mereka juga turut memberikan hormat, saat bendera merah putih dinaikkan.
Begitulah suasana  saat tim sepak takraw Indonesia berhasil mengalahkan Jepang di Asian Games 2018. Sebagaimana kita ketahui, awalnya timnas Indonesia tertinggal lebih dulu di set pertama atas Jepang 15-21. Namun, Nofrizal dan kawan-kawan sukses mengembalikan keadaan di set kedua. Akhirnya, tim asuhan pelatih Asry Syam menundukkan timnas Jepang di set ketiga dengan skor 21-14.Â
Timnas pun menyumbangkan emas ke-31. Sepanjang sejarah Asian Games, Indonesia belum pernah meraih emas di cabang sepak takraw. Sore itu, bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya berkumandang di Ranau Hall, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan.
"Saya bangga bisa menjadi bagian sejarah bangsa ini," ungkap mantan PD Trans7 ini. "(Momen) itu tidak ada harganya. Makanya, siapa yang tak terharu Indonesia bisa mendapatkan emas?"
Kenangan mbah Pras di Asian Games 2018 tentu tak akan pernah dilupakan. Baru pertama menjadi PD di pertandingan sepak takraw, di perhelatan olahraga terbesar di Asia ini pula, ia langsung mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
Mbah Pras adalah satu-satunya kru Indonesia, yang dipercaya oleh International Games Broadcast Serviecs (IGBS) untuk bertanggung jawab menjadi seorang PD di seluruh cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di Palembang. Selebihnya, di cabor boling, dayung (kano/ kayak, rowing, perahu naga), sepakbola putri, rollersport (rolerskate dan skateboard), menembak, panjat tebing, tenis lapangan, triathlon, dan voli pantai, PD-PD nya berasal dari mancanegara.
"Menjadi PD olahraga sering, tetapi untuk sepak takraw, saya baru pertama pegang. Meski begitu, saya setuju ditempatkan menjadi PD olahraga sepak takraw ini," ingat pria berewok bertubuh tambun ini.
Tak mudah bersaing dengan PD-PD kelas dunia yang sudah punya jam terbang memegang pertandingan olahraga. Oleh karena itu, mbah Pras tak ingin mengecewakan IGBS. Dengan penuh percaya diri, ia yakin bisa menjadi PD olahraga yang baru pertama kali ia pegang. Tentu percaya diri saja tidak cukup. Mbah Pras tetap harus mencari tahu, tehnik-tehnik pengambilan gambar sepak takraw.