Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Piala Dunia 2018 Tidak Gunakan Drone, tetapi Spidercam?

6 Juli 2018   07:13 Diperbarui: 6 Juli 2018   17:49 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Operator Spidercam (telegraph.co.uk )

Pria itu menggerakkan joystick dengan kedua tangannya. Sesekali, ia memandangi monitor kecil yang ada di depan. Tak beda dengan dengan pria ini, ada pria lain di sebelahnya juga sibuk menggerakkan joystick. Kedua pria tersebut memakai headset dan nampak saling berkomunikasi.

Kompasianers, gambaran di atas bukanlah di sebuah lokasi permaian, seperti Timezone atau Amazone. Dua pria di atas tidak sedang bermain dingdong. Joystick yang mereka pegang bukanlah joystick seperti permainan dingdong atau video game lain. Mereka adalah operator yang sedang mengoperasikan camera yang lazim dikenal dengan nama spidercam.

Spidercam sebenarnya nama sebuah brand. Dinamakan spidercam, karena cara operasikan camera ini mirip seperti laba-laba, yakni sebuah camera yang ditopang oleh kabel yang kuat. Kabel berbahan kaylar tersebut diikatkan ke beberapa sudut sehingga membuat camera bergerak secara fleksibel: kiri kanan, depan belakang. Bukan cuma itu, spidercam bisa digerakkan oleh operator ke posisi naik (up) dan turun (down).

Spidercam sebetulnya bukan baru saat Piala Dunia 2018 di Rusia ini saja dioperasikan. Saat Piala Dunia di Afrika Selatan, spidercam sudah sempat dioperasikan, dan kembali beraksi pada Piala Dunia di Brazil pada 2014. Rencananya, Liga Primer juga akan menggunakan teknologi yang bisa menggambil gambar dengan sudut 360 derajat ini.

Penggunaan spidercam semakin membuat tayangan pertandingan sepak bola semakin variatif. Jika sebelum tahun 2000-an, pengambilan gambar yang dilakukan oleh Program Director (PD) hanya dari kamera master atau kamera detail yang hanya bisa menggerakkan ke arah kiri atau kanan.

Lalu, kemudian ditambah dengan steadycam yang memperkaya gambar, di mana diambil oleh PD saat pemain melakukan lemparan bola dari pinggir lapangan, pemain melakukan tendangan sudut (corner kick), melihat ketegangan pelatih maupun pemain di bangku cadangan, dan saat pertandingan berakhir operator steadycam bisa mendekati para pemain yang kecewa maupun gembira di lapangan. 

Nah, dengan adanya spidercam, kebutuhan visual sudut dari atas (top angle) bisa terakomodasi. Anda akan melihat, pemain berlari sambil menggiring bola, menggocek, dan membobol gawang lawan dari helicopter view.

mirror.co.uk
mirror.co.uk
Pertanyaannya, kenapa harus spidercam, tidak menggunakan drone?

Sebagaimana kita ketahui, belakangan ini, drone sangat popular dalam pengambilan gambar, khususnya top angle atau establish shot. Dengan drone, visual jadi terlihat indah (beauty shot). Drone pun bisa dioperasikan dengan sudut melebar (wide shot), naik (up), turun (down), dan aneka sudut pandang lain.

Namun, ada kelemahan drone jika dipergunakan dalam pertandingan olahraga, khususnya Piala Dunia ini. Pertama, drone memerlukan baterai. Masa hidup baterai pada drone tidaklah lama. Paling lama sekitar 20 menit. Memang, kini ada perusahaan, yakni Horizon Unmanned System, yang membuat teknologi agar baterai tidak cepat habis. Jika drone biasanya menggunakan baterai lithium-ion, drone buatannya menggunakan hidrogen.

Jika baterai habis, operator drone harus menurunkan drone dan mengganti dengan baterai baru. Kondisi ini jelas kehilangan momentum dari pertandingan yang sedang berlangsung. Padahal, bisa jadi saat drone turun, baterai diganti, ada serangan dari sebuah tim dan berakhir dengan gol. Memang, bisa saja dioperasikan drone lain. Jika baterai drone pertama hampir habis, drone kedua dioperasikan, begitu seterusnya. Namun, berapa banyak drone beserta operator yang harus disiapkan di lapangan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun