"Jika saya minta Anda bikin program light talk show, coba kira-kira konsep light show seperti apa yang akan Anda buat?"Â
"Wah, tidak bisa kira-kira pak..." jawab si pelamar.
"Ya, kamu coba bayangkan konsepnya," tanya saya lagi.
"Tidak bisa dibayangkan pak..."
Dalam hati kecil saya, ini pelamar tidak mengerti pertanyaan saya atau memang tidak kreatif ya? Setahu saya, pertanyaan saya jelas. Seharusnya, si pelamar bisa pamer kreativitas. Bisa jadi kreativitasnya sudah ada. Namun yang terpenting dan menjadi nilai tambah, interviewer melihat keberanian si pelamar mengungkapkan gagasan.
6. Boleh "jual diri", tapi jangan kebangetan
Menjual diri dalam konteks ini adalah mengungkapkan pengalaman yang memang bener-benar pernah Anda lakukan. Misal, Anda pernah bikin program acara, menjadi Sutradara atau Program Director (PD) atau scriptwriter, di mana acara tersebut meraih penghargaan.
Nah, prestasi ini layak untuk Anda "jual". Contoh lain, Anda sampai saat ini menjadi kontributor citizen journalist sebuah televisi nasional. Kemampuan Anda sebagai kontributor berita -meski citizen jounalist-, namun hal tersebut merupakan pengalaman yang patut dijual.
Namun yang perlu diingat, "jual diri" boleh, hanya jangan "lebay". Maksudnya lebay, Anda sok tahu padahal belum cukup banyak tahu. Anda sok ngerti, padahal baru sedikit ngerti.
"Saya pernah menjadi Produser seorang Motivator," jelas pelamar pada saya.
"Apa tugas Produser di situ mas?" tanya saya.
"Mengelola jadwal Motivator. Mengajak kerja sama dengan stasiun televisi..."