Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menuju Kemandirian Energi, Kado 75 Tahun Republik Indonesia

19 Agustus 2020   13:53 Diperbarui: 19 Agustus 2020   14:02 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan Pertamina mengibarkan bendera merah puti di atas kilang minyak (sumber: Instagram resmi Pertamina)

Republik Indonesia genap berusia 75 tahun saat ini. Di tengah usia yang tak muda lagi, negeri ini mulai beranjak bangkit untuk menuju kemandirian energi. Setidaknya itu bisa dilihat dari kinerja Pertamina dewasa ini.

Bapak proklamator RI Soekarno dulu pernah mengatakan, Indonesia memiliki modal besar untuk "Berdikari" atau Berdiri Di atas Kaki Sendiri. Soekarno memimpikan Republik ini mampu mandiri di segala sisi, termasuk di bidang energi.

Kemandirian ini sangat penting karena dekat dengan konsep kedaulatan politik. Dengan tidak bergantung kepada pihak lain, kita tidak akan disetir oleh siapapun kecuali oleh kemauan rakyat sendiri. Inilah esensi utama dari kemerdekaan yang sepenuhnya.

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina (Persero), perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi menjadi salah satu perusahaan yang diharapkan bisa mendorong terwujudnya kemandirian energi nasional.

Harapan itu bukan isapan jempol semata mengingat pendirian Pertamina memang diarahkan untuk itu. Setidaknya ada dua indikator yang bisa mengacu pada hal tersebut, yaitu keberhasilannya memproduksi Green Diesel D100 dan jangkauan distribusi BBM dan Gas hingga ke pelosok.

Per Juli 2020 lalu, Pertamina berhasil melakukan ujicoba produksi D100 sebanyak 1.000 barel per hari di Kilang Dumai, Riau. Hal ini adalah lompatan besar karena bangsa kita akhirnya bisa memproduksi bahan bakar nabati.

Sebagaimana diketahui, Green Diesel 100 menggunakan bahan baku 100 persen minyak sawit. Sehingga dipastikan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Produksi D100 ini sejalan dengan Nawacita Presiden Joko Widodo untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia sehingga bisa menciptakan kemandirian dan kedaulatan energi nasional.

Apalagi Green Diesel tersebut menggunakan katalis merah putih yang merupakan buah karya anak bangsa sendiri. Pertamina telah bekerja sama dengan para peneliti ITB untuk memproduksi katalis merah putih sebagai komponen utama dalam pembuatan D100 yang akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani per harinya..

Dari segi ekonomi, hadirnya bahan bakar nabati ini juga bisa mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM). Tentu saja, dampaknya bisa menekan defisit transaksi berjalan dan menyehatkan ekonomi makro kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun