Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Korelasi Penggunaan BBM dan Kualitas Udara di Jakarta

14 Juni 2020   11:09 Diperbarui: 14 Juni 2020   11:16 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Langit Bersih di Kawasan Monas (Credit: Fanspage Facebook DKI Jakarta)

Medio Maret hingga Mei tahun ini, mungkin menjadi masa-masa yang tak terlupakan bagi warga DKI Jakarta. Pasalnya, mereka menemui kondisi yang tak seperti biasanya di wilayah Ibukota.

Di tengah pandemi Covid-19, kita justru temui wajah Jakarta yang lengang dari aktivitas, polusi udara turun, dan langit yang relatif lebih cerah.

Momen ini sempat diabadikan oleh banyak warganet dan diunggah di media sosial. Mereka beramai-ramai memasang foto langit Jakarta yang biru dan udara yang bersih.

Tak bisa dipungkiri, kualitas udara di Jakarta memang membaik saat penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Berdasarkan data dari AirVisual pada Selasa (7/4/2020), pukul 14.00 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 37 alias kategori udara bagus.

Hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menunjukan hal yang sama. Konsentrasi partikel debu (polusi) lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu. Data ini diambil dengan membandingkan data Maret 2019.

"Kami punya pengamatan di beberapa lokasi di Jakarta tentang partikel/debu (SPM=Suspended Particulate Matter), konsentrasinya lebih rendah di banding bulan yang sama Maret 2019," kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, sebagaimana dikutip dari detik.com, Selasa (7/4).

Secara korelatif, bersihnya udara Jakarta itu ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. Kebijakan PSBB ini memaksa warga untuk tetap tinggal di rumah dan menghindari berkumpul dengan banyak orang.

Sekolah, fasilitas umum, dan tempat hiburan ditutup, beberapa perusahaan menerapkan #BekerjaDariRumah, dan transportasi umum pun dibatasi jumlah dan waktu operasionalnya.

Diakui atau tidak, hal itu sedikit-banyak telah berdampak positif bagi sisi lingkungan. Tapi yang paling terasa, terutama dari pembatasan kendaraan bermotor di jalanan. Berkurangnya lalu lalang kendaraan tentunya berdampak besar pada turunnya polusi udara di Jakarta

Sebab, menurut data Dinas Lingkungan Hidup DKI, penyumbang polusi udara di Jakarta selama ini terdiri dari sepeda motor 44,53 persen, disusul oleh Bus 21,34 persen, dan mobil pribadi 16,11 persen. Porsi kendaraan bermotor tetap terbesar dibandingkan sumber polusi lainnya.

Namun, selain jumlah kendaraan bermotor yang mencapai puluhan juta setiap tahunnya. Akar permasalahan polusi udara di Jakarta juga bersumber dari jenis BBM yang digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun