Mohon tunggu...
Jafar Thalib
Jafar Thalib Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bebas Pegal Mendaki Puncak Tertinggi Gowa

9 Januari 2018   00:45 Diperbarui: 12 Januari 2018   23:25 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuhan bersama petualang sejati (dokumentasi pribadi)


Cerita ini terjadi beberapa minggu yang lalu. Ketika gue dan teman - teman gue sepakat untuk mendaki gunung tepatnya di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Yakni Gunung Bawakaraeng. Secara Etimologi kata Bawakaraeng mempunyai makna Bawa artinya Mulut,  Karaeng artinya Tuhan. Gunung Bawakaraeng memiliki ketinggian 2830 MDPL dan merupakan gunung tertinggi ke lima di Prov. Sulawesi Selatan setelah Gunung Latimojong 3440 MDPL, Gunung Tolangi Balease 3016 MDPL, Gunung Kambuno 2950 MDPL dan Gunung Lompobattang 2871 MDPL.

 Setelah perlengkapan kami rasa sudah siap, kami berangkat pukul 7.30 dari Kota Makassar menuju lokasi yang berjarak kurang lebih 75 Kilometer menggunakan sepeda motor. Walaupun waktu itu cuaca kurang bersahabat tapi itu tidak lantas menyurutkan tekad kami. Hujan dan hembusan angin yang lumayan kencang menemani perjalanan kami. Susah senang kami lewati hingga akhirnya kami sampai di Dusun Lembana, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Kami sampai di lokasi sekitar pukul 10.00. Hawa dingin menyambut kedatangan kami, dan hujan masih belum mau berkompromi dengan kami. Hingga akhirnya kami memilih istirahat di perumahan warga sejenak melepas lelah sembari menuggu hujan redah. Pada momen momen seperti ini gue dan teman sebelum berangkat kepuncak memijatin satu sama lain menggunakan geliga krim agar nantinya badan tidak pegal akibat beratnya Carrier yang akan kita bawa nanti.  


MEMULAI PENDAKIAN


 Setelah menunggu beberapa jam sekitar pukul 13.30 WITA, hujan pun mulai redah. Kami segera mengemasi kembali barang barang dan meninggalkan rumah warga menuju pos 1. Diawali dengan dengan doa bersama, setelah itu kami pun memulai perjalanan kami yang sebenarnya menuju puncak tertinggi Gowa. Gunung Bawakaraeng memiliki 10 pos dengan tingkat kesulitan yang berbeda -beda. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai kepuncak kurang lebih 11 - 12 jam. Menyusuri jalan warga dimana terdapat banyak ladang-ladang sayur adalah pemandangan pertama setelah lepas dari Dusun Lembana, setelah itu melewati hutan pinus yang sepanjang jalan terdapat aliran air. Jalurnya agak menanjak dengan hawa yang sejuk. Sekitar 45 menit perjalanan sampailah kami di pos 1 jalur pendakiaan Gunung Bawakaraeng yang merupakan sebuah tempat yang cukup terbuka namun tidak terdapat sumber air. Di Pos ini juga terdapat percabangan jalur yang menuju ke Lembah Ramma.

Pos 2 kami ditempuh sekitar 40 Menit perjalanan dari Pos 1. Pos 2 merupakan sebuah tempat terbuka yang tidak terlalu besar. Umumnya para pendaki hanya singgah sejenak di tempat ini untuk mengisi persediaan air. Di tempat ini terdapat sumber air, yaitu sebuah kali kecil yang mengalir di Pos 2. Tidak jauh dari Pos 2 sekitar 45 menit perjalanan akan ditemui Pos 3 yang merupakan sebuah tempat terbuka namun tidak terdapat sumber air. Dari Pos 1 sampai ke Pos 4 jalurnya mulai melewati hutan rapat dengan tingkat kelembaban yang tinggi dimana sudah banyak terdapat tanaman lumut yang menempel di pepohonan.

Pos 3 Gunung Bawakaraeng
Pos 3 Gunung Bawakaraeng

setelah menempuh perjalanan 1,5 Jam dari Pos 1, kami tiba di Pos 4 yang merupakan sebuah tempat istirahat yang luas dan banyak terdapat sisa-sisa pohon tumbang. Ditempat ini sangat cocok untuk beristirahat lama karena tempatnya yang cukup rindang dan hawa pegunungan yang semakin menusuk. Sekitar 30 menit perjalanan yang cukup landai sampailah kami di Pos 5. Tempat ini merupakan termpat yang paling terbuka luas dimana terdapat sisa-sisa pohon yang tumbang akibat proses seleksi alam dan sisa kebakaran hutan yang terjadi beberapa tahun lalu. Pos 5 memiliki sumber air yang letaknya 50 meter jalan menurun, karena itulah kami pun menyempatkan diri untuk istirahat ditempat ini.

Perjalanan ke Pos 6, dilewati dengan melalui beberapa pohon tumbang dan kawasan hutan yang habis terbakar beberapa tahun lalu. Dijalur ini sangatlah terbuka dan tentu saja sangat dingin dengan tiupan angin yang berubah-ubah. Jalur antara Pos 5 dan Pos 6 akan banyak ditemukan Plakat In Memorian para pendaki pendaki yang meninggal di jalur ini. Untuk itu para pendaki sangat disarankan untuk memperhatikan kondisi ketahanan pada suhu sebelum mendaki di GunungBawakaraeng yang terkenal dengan cuaca dingin dan cepat berubah. Pos 6 berjarak sekitr 40 Menit perjalanan dari Pos 5. Ditempat ini cukup terbuka dan tidak terdapat sumber air, dari tempat ini kelihatan jelas jalur tracking berat ke arah Pos 7. Suasana dingin sangat terasa di tempat ini, hembusan angin terasa sangat menusuk apalagi di tambah dengan hujan yang mulai turun. Untuk sampai di Pos 7 yang berjarak 40 Menit dari Pos 6, jalur dilewati sangatlah tracking dengan melewati hutan lumut yang rapat. Pos 7 merupakan sebuah tempat yang cukup luas yang berada di puncak sebuah bukit dan terdapat beberapa bongkahan batu besar. Pemandangan dari tempat ini sangatlah indah, dari tempat ini kita sudah dapat melihat puncak Gunung Bawakaraeng.

Waktu menunjukan pukul 17.10. senja mulai terlihat dari cakrawala. Itu mununjukkan hari akan berganti malam. Suhu juga semakin dingin tapi semangat kami belum surut untuk berhenti melangkah. dari Pos 7 perjalanan mulai menuruni bukit yang cukup terjal, setelah itu sampai di sebuah pinggir kali kecil. Sekitar 40 menit untuk sampai di pos 8. Munuju pos 9 memakan waktu sekitar 30 menit perjalanan. Di Pos 9 yang lokasinya cukup terbuka namun tidak terdapat sumber air. Setelah melewati Pos 9, terdapat hamparan tumbuhan eidelweiss yang tumbuh sepanjang jalur yang sangat terbuka ini.

Keindahan puncak Gunung Bawakaraeng
Keindahan puncak Gunung Bawakaraeng

Pos 10 merupakan Pos terakhir sebelum puncak yang berjarak 1 jam dari Pos 8. kami akhirnya tiba di pos 10 pada pukul 18.50. Ditempat ini merupakan tempat yang sangat terbuka yang banyak ditumbuhi rerumputan dan juga merupakan tempat yang datar. Di pos 10 ini puncak Gunung Bawakaraeng sudah nampak dan hanya membutuhkan 15 menit saja untuk mencapainya. Kami pun memutuskan melewati malam di pos 10 dan segera mendirikan Camp. Setelah itu kami menyiapkan makanan untuk mengisi perut yang sudah dari tadi meminta untuk segera diisi. Malam semakin larut, suhu pun semakin dingin menusuk kulit ditambah badan yang terasa pegal. Gue langsung ngambil geliga krim dicarrier gue. Ditemani segelas kopi dan olesan Geliga Krim badan gue kembali hangat. Gugusan bintang yang amat banyak tak terhitung berapa jumlahnya terasa dekat dimata kami. Suara serangga, tawa dan canda memecah kesunyian alam rimba. Bayang-bayang puncak seakan menghantui. Rasanya tak sabar ingin segera menjejakkan kaki di puncak tertinggi Gowa

Tugu puncak Gunung Bawakaraeng
Tugu puncak Gunung Bawakaraeng
Waktu menunjukkan pukul 3.40 WITA. Pagi pagi buta kami bangun dari tidur kami. Rencana kami ingin melihat sunrise dipuncak Gunung Bawakaraeng. untuk sebuah pesona alam kami melawan kantuk dan dinginnya pagi. Matahari mulai terlihat di ufuk Timur. Mata kami terperanga melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebuah keindahan alam yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Gue sangat bersyukur diberi kesehatan dan kesempatan untuk melakukan pendakian ini. Gue yakin Tuhan selalu memberikan jalan bagi hambanya untuk melihat kuasanya. Sunggu ini perjalanan yang sangat menakjubkan.

BERPETUALANG BERSAMA GELIGA KRIM

Berpetualang bersama Geliga Krim memberikan dampak tersendiri bagi mereka yang memakai produk ini, apa lagi  anda yang suka menaklukkan puncak puncak tertinggi. Geliga Krim memiliki keunggulan yakni membantu meredakan sakit dan nyeri punggung, pundak, nyeri pada persendian, keseleo, kram dan masalah otot lainnya, menghangatkan badan, mencegah pegal. Mudah digunakan, tidak lengket, dan tidak menimbulkan noda pada pakaian. pegal. dengan berat kurang dari 60 Gram, Geliga krim mudah dibawa kemana saja, dan tentunya dijamin berkualitas.

Gue nggak salah memilih Geliga Krim menemani petualangan gue. Atas apa yang telah gue capai tak lepas dari peran Geliga krim yang membuat gue bebas pegal dan terus hangat ketika melakukan perjalanan. Untuk anda para adventurer tidak ada salahnya anda menggunakan geliga krim dalam perjalanan anda. dan rasakan sendiri manfaatnya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun